» » Upah Upah Selamatan Ala Melayu Deli

2 Mei 2016

Dimana bumi di pijak di sanalah langit dijunjung.  Pepatah yang harus selalu diingat untuk beradaptasi di tempat baru.  Hal-hal yang tidak sesuai cukuplah diketahui, tidak diikuti.  Adat istiadat masyarakt setempat, sesuatu yang unik, tidaklah mengapa turut memeriahkannya.

Upah-upah salah satu adat masyarakat di Tapanuli Selatan (suku Batak muslim) dan Melayu Deli.  Upah-upah (Jawa disebut selamatan) adalah melakukan ritual sebagai ungkapan rasa syukur atas tahapan kehidupan yang sudah dilalui misalnya memberikan nama untuk bayi, lulus sekolah, wisuda dsb.

Budaya Melayu Deli dan Tapsel begitu kental terasa di kota Medan Sumut.  Acara upah-upah selalu mewarnai setiap langkah kehidupan masyarakat setempat.  Ciri khas acara upah-upah adalah ketan kuning, serundeng, telur rebus dan ayam bumbu yang dibakar.  Ketan, serundeng dan ayam ditaruh dalam wadah kemudian dihias dengan tangkai bunga berisi telur dan hiasan bendera.  Bunga rampai upah-upah tersebut sering dilihat ketika menghadiri undangan pernikahan.

Pun ketika anak-anak menamatkan buku Iqro 6 kemudian naik ke Al Qur'an, dilakukan upah-upah.  TK Nurul Azizi Medan selalu melakukan upah-upah sebagai acara spesial untuk memberi penghargaan kepada anak-anak yang berhasil naik bacaan ke Al Qur'an dan ungkapan rasa syukur.

Saat upacara upah-upah di TK Nurul Azizi, bunga rampai berupa bunga berisi telur dan bendera tidak lengkapi dengan ketan dan ayam.  Ketan dan ayam diletakkan di nampan terpisah.  Ketan dan telur juga dibungkus untuk teman-teman yang telah hadir di acara tersebut.


Bunga rampai khas upacara upah-upah: nampan diisi ketan kuning dihias dengan bunga telur dan bendera


Persiapan tempat untuk acara upah-upah



mengisi bunga dengan telur rebus

Acara upah-upah dimulai dengan pembukaan oleh MC bahwa ada 4 anak yang berhasil naik ke Al Qur'an: Ahsan, Kenzie, Masdia dan Khalid.  Sebelumnya anak-anak ini ditest bacaan Iqronya oleh 2 orang guru SD dan SMP Nurul Azizi.  Berempat dipersilahkan membaca bersama surat Al Fatihat dan Al baqoroh sebagai simbol mereka sudah naik ke Al-Qur'an.  Tidak lupa anak-anak mulai dari play group, TK A dan TK B lain dipersilahan hadir untuk menyaksikan acara upah-upah.



Acara upah-upah untuk (kiri ke kanan): Khalid, Ahsan, Masdia dan Kenzie.


Menyaksikan upah-upah


Acara upah-upah di TK Nurul Azizi Medan

Setelah pembacaan ayat suci Al-Qur'an, salah satu wali orang tua dipersilahkan memberikan kata sambutan.  Kemudian Mualim (sebutan lain untuk ustadz) mengayun naman ketan di atas kepala Khalid, Ahsan, Masdia dan Kenzie sambil berkata, "upah-upah....upah-upah...".  Acara dilanjutkan dengan menyuap anak-anak oleh Mualim, para guru dan orang tua murid yang hadir.  Khalid, Ahsan, Masdia dan Kenzie mendapatkan hadiah berupa bendera dan bunga yang berisi telur.  Teman-teman TK yang hadir tidak lupa memberikan selamat dan sebagai bentuk hadiah boleh membawa pulang bungkusan kecil nasi kuning dan telur.  Dan sebagai penutup dilakukan foto bersama para guru, orang tua dan anak-anak yang diupah-upah.



Mualim mengayunkan bunga rampai upah-upah: ketan, serundeng, ayam, telur di atas kepala anak-anak




masing-masing anak disuap dengan ketan upah-upah


Anak-anak disuap dengan ketan upah-upah



Bunga rampai upah-upah: ketan kuning, serundeng, telur, ayam bakar

Di Jawa acara selamatan menggunakan nasi kuning.  Upah-upah menggunakan ketan kuning.  "Ketan lengket, semoga ilmu yang didapat anak-anak tetap terpatri di jiwa mereka hingga dewasa", ujar Mualim saat mengayun ketan di atas kepala anak-anak.


Anak yang berhasil naik Al Quran mendapatkan hadiah bunga telur dan bendera


ucpan selama dari kawan-kawan TK


Bingkisan ketan upah-upah



foto bersama


foto bersama dengan para guru

Selamat untuk Khalid, Masdia, Kenzie dan Ahsan

Ahsan dan me


-end-

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply