15 Juli 2018
Menikmati rehat sejenak di kota Medan, setelah nonstop menyelesaikan PCR. Insya allah sudah mengirimkan sampel untuk dilakukan perunutan DNA di first base Asia. Kata Dwi dan mas Deky yang membantu mengisi data online https://order.base-asia.com, "jangan seneng dulu sebelum hasil perunutan datang".
Siap.... Manyun terus terus saja heheheh...
###
Yang pasti saat ini sedang berbahagia. Bahagia itu sederhana. Tidak perlu mahal tentunya. Apa itu? Bisa berbelanja kembali di Pajak Simpang Limun. Pajak atau pasar itu berlokasi di jalan Sisingamangaraja Medan. Pasar yang dua tahun lalu masih becek penuh lumpur, sekarang jalan di pasar sudah dicor permanen. Belanja jadi aman dan nyaman. Berbagai buah lokal yang dijumpai di bulan Juli 2018 ini: mangga kecil-kecil yang sering dijumpai di sekitaran danau Toba, rambutan, durian, jambu madu, nangka, jambu biji. OH....SERASA DI SURGA. Cumi-cumi, udang, ikan laut segar dengan harga jauh lebih murah dibanding jika beli di supermarket. Lontong yang sudah matang bertebaran dimana-mana. Tahu lembut dengan harga super murah. Bahan makanan khas Sumut yang mudah dijumpai di pasar itu ikan asap seperti lele yang dipakai sebagai bumbu tambahan ubi tumbuk, terus jari warna hijau, andaliman, bunga dan buah kincung.
Perbaikan kondisi pasar tentu saja meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kenapa? Karena semua orang lebih memilih berbelanja di pasar tradisional. Misal kondisi pasar becek dan barang yang dijual busuk, tentu bagi yang memiliki kelebihan ekonomi tidak bakal melirik untuk berbelanja di Pajak Simpang Limun.
Keren semoga tetap dipertahankan....
###
Membelokkan topik. Tentang menyemangati diri agar tidak futur berjuang. Motivasi ini datang dari kakak angkatan sewaktu kuliah. Beliau total mengabdikan tenaga dan fikiran untuk membangun Sumatera Utara. Saya menyebutnya high quality ibu rumah tangga. Beliau sering disapa teh Usi. Teh atau teteh adalah sebutan kakak di tanah Parahiyangan Sunda. Ya teh Usi berasal dari sana.
Teh Usi memilih bidang beraktivitas sosial kemasyarakatan. Dasar ilmu komunikasi sewaktu S1 yang menjadi dasar untuk aktif memberdayakan lingkungan sekitar. Beliau pernah aktif di sebuah yayasan dibawah partai islam. Kemudian saat ini teh Usi mulai membangun yayasan sendiri dengan tujuan memberdayakan perempuan. Teh Usi sering dipanggil untuk mengisi acara parenting di sebuah acara pengajian-pengajian di sekolah. Nilai keagamaan selalu diselipkan dari ceramah beliau. Dengan rendah hati teh Usi selalu menolak jika dipanggil ustazah. Mungkin karena hal yang disampaikan lebih ke arah parenting. Aktifitas lain saat ini, beliau terdaftar sebagai calon legislatif daerah.
Teh Usi, seorang ibu rumah tangga dengan segunung aktifitas sosial kemasyarakatan.
###
Tiga tahun lalu bertemu dengan teh Usi. Status sama ibu rumah tangga tapi tentu saja not high quality. Kami teman lama sehingga saat membutuhkan seorang penceramah masalah menjadi mudah. Tinggal menghubungi teh Usi untuk mengisi acara.
Merenung. Hidup harus tetap keep moving. Menjadikan hari dilalui itu sebagai hal yang "sesuatu banget". Happy menjalani umur yang diberiNya, bermanfaat dan dibutuhkan. Saat itu sudah mengukur diri. Mengikuti jejak teh Usi aktif di sosial kemasyarakatan, tidak mampu. Ditambah lagi passion hati bukan ke sana. Lalu memutuskan untuk mencari bidang gerak yang lain. Yang sekiranya bisa menjalani. Dengan ujung sama, ingin memberikan tenaga dan fikiran untuk Sumut. Lebih besar lagi, tentu untuk negeri ini.
Insya allah.....
###
Motivasi bisa datang dengan melihat orang lain.
Keep moving
Never give up
Menjadi diri sendiri
Kamu unik dengan segala kelebihan dan kekurangannya
Asah kelebihan yang ada
Menjadi seperti yang kamu mau
Simpang Limun dan Motivasi Teh Usi
-end-
No comments: