» » » Rapseed

Hamparan tanaman rapsed di desa Reinhof Goettingen


Bulan Mei 2013 kemarin, kami sekeluarga bersepeda ke pinggiran kota Goettingen.  Udara di bulan mei segar, tidak terlalu panas sekitar 25 C.  Sepeda berjalan beriringan ke belakang.  Mas Edy di depan dengan Ahsan di kinder sitzsen.  Shafa mengayuh sepeda di tengah.  Saya di belakang, suka tertinggal karena berhenti ambil foto. Walaupun kota kecil, kota Goettingen tertata rapi dan bersih.  Sepanjang jalan berdiri bangunan tua, khasnya kota-kota di Eropa.  


Walaupun bersepeda, kami merasa aman tidak takut tertabrak mobil.  Seluruh jalan di Goettingen terdapat jalur khusus untuk sepeda dan pejalan kaki.  Salah satu yang mengesankan bagi saya, pengendara mobil sangat menghargai pejalan kaki dan pesepeda.  Saat menyeberang jalan, selalu pengendara mobil berhenti untuk mempersilahkan pejalan kaki dan pesepeda menyeberang duluan.


Salah satu sudut kota Goettingen dengan gedung tuanya



Jalan khusus untuk pejalan kaki dan pesepeda


Nafas sudah 'ngos-ngosan' jadilah berhenti saja di ladang tanaman Rapseed yang pertama dijumpai.  Kami menghentikan kayuh sepeda di desa Reinhof.  Saat itu tanaman rapseed sedang berbunga.  Tercium harum wangi bunga rapseed dan segala penjuru pandangan terhampar warna kuning si kembang.  Tanaman rapseed ini sebagai salah satu tanaman penghasil minyak. Setelah bunga rapseed gugur, dari bunga tersebut muncul biji.  Biji yang sudah masak ini dipanen lalu di perah untuk diambil minyaknya.  Minyak ini lalu di olah menjadi minyak goreng, margarine, minyak pelumas, dll


Dulu saya hanya berfikir minyak goreng itu hanya berasal dari biji tanaman kelapa dan kelapa sawit.  Ternyata tanaman yang masih satu famili dengan brokoli, kol atau famili Brasicaceae semacam rapseed bisa menghasilkan minyak.


tanaman Rapseed (Brasica napus)

Bunga tanaman rapseed (Brasica napus)

Biji tanaman Rapseed



«
Next
Newer Post
»
Previous
This is the last post.

No comments:

Leave a Reply