» » » » Kota Besar Paling Nyaman no 7 Dunia, Dusseldorf

11 Agustus 2014

Sudah tinggal di Kota Medan Sumut.  Semenjak kuliah dan mengenal kota besar semacam Jakarta atau Jabodetabek, tidak ingin tinggal di kota besar.  Hiruk pikuk suasana kota besar penuh dengan orang. Perkampungan padat yang untuk sekedar bermain atau berjalan kaki saja susah.  Nyamuk-nyamuk nakal menggigit tanpa ampun membuat gatal.  Sampah-sampah menumpuk dan banjir menjadi pemandangan umum.  Lalu lintas penuh mobil padat merayap atau bahkan macet.  Ternyata di beri rizki untuk tinggal di kota besar semacam Medan.  Harus menyiapkan mental dan segera beradaptasi dengan lingkungan. Menyiapkan diri untuk ikut larut dalam hiruk pikuk kota besar.


Tinggal di jalan besar di Medan, Jl Brigjen Katamso.  "Ngeri-ngeri sedap" kata mantan politisi sumut Sutan Batugana.  Welcoming party nya banjir masuk hingga ruang makan plus atap bocor bagai talang.  Setelah diamati lingkungan di sekitar rumah... 

1.  Drainase jalan Brigjen Katamso hanya mengandalkan selokan yang tidak begitu besar.  Parahnya lagi kesadaran warga parah....buang sampah seenaknya di selokan.  
"OMG HELLO.!"  
"Oh Please mari kita jaga lingkungan bersama-sama."
"Mari mengajarkan anak-anak kita, anak didik kita (bagi yang guru) membuang sampah pada tempatnya"
"Marilah sadar..... sampah diletakkan di box untuk diangkut dinas kebersihan kota."
"Apa yang terjadi di pusat sampah kota Medan tidak tahu."
"Hanya berharap sampah kota Medan dikelola dengan baik, di pilah-pilah, didaur ulang, dibakar yang tidak perlu baru sisa sampah yang sudah aman di buang ke tanah."
"Hanya bisa menulis dan belum bisa berbuat apa-apa."


2.  Letak rumah di posisi agak rendah.  Samping rumah berjajar bangunan-bangunan dan sepanjang jalan depan dan disekeliling rumah diberi paving blok ....  Ada untungnya paving blok tersebut, halaman dan jalanan jadi bersih bebas lumpur.  Tapi ada juga kelemahannya, hujan deras yang turun tidak segera meresap ke dalam tanah.  Sementara drinase sekitar rumah hanya mengandalkan selokan kecil kemudian lari ke selokan utama di sepanjang jalan Katamso yang sudah tidak terlalu besar, sudah gitu banyak sampah.  Ya jelas lah air akan mengalir ke daerah rendah yakni ke rumah kami dan tiga rumah tetangga....  


Jalan Brigjen Katamso Medan


Berbagai sampah di selokan Jl. Brigen Katamso yang notabene saluran utama drinase air


Sampah di selokan Jl. Brigjen Katamso... "oh please mari buang sampah pada tempatnya"...



Usaha baik suatu instansi perkantoran mengeruk sampah dan lumpur selokan....tapi sayang hanya satu ruas... harusnya PU melanjutkannya ke semua ruas lainnya...

Apa ya yang bisa dilakukan?  Membuat biopori agar air hujan segera masuk ke dalam tanah.  Hanya bisa menulis.  Bagimana teori biopori, bagaimana cara membuat, berapa biaya yang diperlukan belum tahu.  Kalau mahal jelas tidak mungkin dari kantong sendiri.....

#

Cerita sisi kehidupan kota besar yang lazim dilihat dan didengar.  Adakah kota besar yang nyaman untuk ditinggali?  Sebuah kota yang luas, bersih, bebas sampah, bebas banjir, bebas macet, pendidikan bagus, kesejahteraan bagus.  Kota yang barangkali semacam khayalan yang ada di negeri dongeng.  Satu tahun silam, membaca Republika online.  Republika cerita tentang kota besar paling nyaman di dunia.  Kota besar paling nyaman no 7 ada di Jerman, di kota Dusseldorf.  


Sengaja mengompori suami untuk jalan-jalan ke kota Dusseldorf.   Dusseldorf ada di Jerman, hanya 4 jam dari kota Goettingen tempat kami dulu tinggal. Menyakinkan suami, tidak akan menghabiskan banyak uang bagi mahasiswa pas-pasan seperti kami.  Tinggal di kota Goettingen saja sudah begitu nyaman.  Kota bersih, rapi, tertip, teratur, transportasi tepat waktu.  Goettingen terdapat kanal di bawah kota sehingga limbah air rumah tangga tidak terlihat di jalanan, juga drainase agar tidak terjadi banjir.  Terdapat pusat daur ulang sampah tulisan disini


Seperti apakah kota besar nyaman nomor 7 di dunia?


Kota-kota besar di Jerman terdapat fungsi masing-masing.     Misalnya Berlin berfungsi sebagai pusat pemerintahan.  Hamburg sebagai kota pelabuhan dan export-import.  Frankfrut dan Dusseldorf sebagai pusat perbankan. Dengan begitu kepadatan penduduk tersebar dan tidak terpusat di satu kota.


Berikut foto-foto tata kota pusat perbankan, Dusseldorf...



Danau bersih di pinggiran kota



Tengah kota Dusseldorf



tengah kota Dusseldorf



Di tepi sungai Reine Dusseldorf



Perkantoran di tengah kota Dusseldorf



Perkantoran di tengah kota Dusseldorf



Perkantoran di tengah kota Dusseldorf



Perkantoran di tengah kota Dusseldorf



di stasiun menunggu kereta api dalam kota (strasse bahn) datang




di tepi sungai Reine



Sungai Reine



Cafe yang menghadap sungai Reine



kawasan perumahan




kawasan perumahan



kawasan perumahan



kawasan perumahan



toko roti



Warung yang menjual produk daging dan olahan babi



kanal di kawasan pertokoan





catatan

Kota biasanya dilengkapi kanal bawah tanah untuk mengalirkan limbah rumah tangga dan perkantoran.

Kabel listrik dan sambungan telefon juga dibenamkan dalam tanah.

Kota bersih tanpa sampah

Kota besar dengan tingkat ekonomi tinggi.  Di sepanjang jalan banyak berseliweran mobil mewah atau mobil sport semacam Bentley, Ferary, Camri, Leksus dll

Kota besar pusat perbankan Jerman yang tidak macet, bersih, nyaman sebagai tempat tinggal.

Mimpi... kita juga akan punya kota-kota di Indonesia dengan tata kota apik dengan kanal limbah bawah tanah, anti banjir dan macet


***

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply