» » 99 Cahaya di Langit Eropa bagian kota Paris

22 Juli 2014

Beberapa waktu lalu diberi hadiah teman, novel berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa (99CLE).  Awalnya tidak terlalu tertarik.  Novel hanya dibuka bagian belakang untuk tahu siapa penulisnya dan dibaca sedikit bagian depan untuk mengetahui novel bercerita tentang apa.  Ohh ternyata yang menulis putrinya bapak Amien Rais, dosen sekaligus politisi asal Yogjakarta.  Novel di baca bagian depan, bercerita tentang pertemanan mbak Hanum, putri pak Amien Rais, dengan teman kursus bahasa jerman yang berasal dari Turki. Menyimpulkan sebentar, oh...mbak Hanum menuliskan pengalaman sehari-harinya selama bermukiM di Wina Austria.  


Dalam hati berkomentar, bagus ya tulisan pengalaman sehari-hari bisa dibuat novel dan film.  Sempat memotivasi Shafa untuk menulis.  
"Shafa kamu punya pengalaman bersekolah 3 tahun di Jerman."kata saya.
"Tidak semua orang mempunyai pengalaman dan kesempatan emas sepertimu", kata saya menambahkan.
"Baca buku ini, pengalaman sehari-hari bisa dibuat novel, dibaca banyak orang", ujar saya
"Pengalaman kamu itu unik, san gat bagus untuk ditulis dan mungkin akan dibaca banyak orang", kata saya.
Shafa hanya mangut-mangut.  Tidak mengerjakan apa yang saya omongkan.  Selalu memberi kompor ke dia, semoga ada kemauan untuk menulis di kemudian hari.


Banyak waktu luang, sayang waktu tidak digunakan dengan maksimal.  Akhirnya novel mulai dibaca berurutan dari halaman depan.  Menarik.... dan dalam waktu tidak terlalu lama habis tuntas novel 99 CLE terbaca. Yang berkesan dari Novel tersebut, bukan tempat-tempat indah di Eropa yang menyimpan jejak sejarah Islam.  Tapi, terkesan oleh mbak Hanum yang menuliskan pengalamannya karena "lillahi ta'ala"  karena Allah SWT semata.  Mbak Hanum mengutarakan bahwa islam pernah berjaya, mengalami jaman keemasan yang jejaknya masih bisa dilihat di Eropa sampai saat ini.  Cerita-cerita tentang jejak agama rahmatan lilalamin tersebut didapat dari pertemanan dan diskusi dengan muslim asal Turki, mualaf asal Paris, Imam vienna Islamic Centre, muslim lain di Winna.  


Novel Non Fiksi 99 Cahaya di Langit Eropa


Tulisan yang menggugah pertanyaan.  Apa hanya bangga dengan masa lalu ditengah keterpurukan dan stigma negatif Islam di negeri barat (baca Eropa)?  Langkah yang terkecil yang mudah dan bisa dilakukan hanya dengan menjadi agen muslim yang baik, seperti dicontohkan teman kursus bahasa Jerman mbak Hanum.  Tulisan yang menggugah, karena keemasan islam dulu tercipta karena paduan ilmu pengetahuan dan iman.  Semoga akan tercipta muslim terbaik yang berilmu pengetahuan tinggi, berahlak, bermanfaat dan mengagungkan Allah SWT.  Bagaimana meraih kembali jaman keemasan?  Bahasan yang berat.  Tidak ada kapasitas keilmuan untuk menulis tentang hal tersebut.  Teringat jaman kuliah S1 di Bogor.  Ada banyak harakat (gerakan) islam di kampus.  Mengklaim ini yang terbaik dan seterusnya.  Mengklaim harakat ini yang bisa menciptakan kembali jaman keemasan itu dll.  Tidak ada kapasitas keilmuan ke sana dan tidak bisa bercerita lebih panjang lagi.


Melakukan sesuatu yang bisa dilakukan, terkecil, termudah dan terbaik.  Itu yang dilakukan oleh penulis novel 99 CLE.  Ternyata yang ditulis bukan hal kecil nyatakan tulisan tersebut diapresiasi banyak orang.  Menulis yang termudah adalah menulis pengalaman hidup.  Sesuatu benar-benar dijalani akan lebih mudah dituangkan dalam bentuk tulisan.  Menuliskan hanya karena Allah semata. Menuliskan pengalaman tentang jejak Islam di Eropa, di Austria, Paris Perancis, Cordoba Spanyol, dan Istanbul Turki.


Sudah mengunjungi Austria, Paris dan Istanbul. Kota Cordoba tidak sempat dikunjungi.  Hanya tahu bahwa Islam pernah berjaya di Istanbul dan Cordoba. Jejak Islam ternyata ada juga di Austria dan Paris justru sesampai di tanah air setelah membaca novel 99 CLE. Saat berkunjung ke Austria waktu itu sempat ke Salzburg.  Saat itu hanya melihat keindahan kota di bukit kapur dan garam (salz).  Juga saat menginjakkan kaki di Paris, hanya melihat keindahan kota tua dengan banyak bangunan megah sepanjang masa.  


Ingin menambahkan foto-foto di kota Paris Perancis yang tidak ada di dalam novel 99 CLE.  Foto-foto tidak ada karena hard disk tidak sengaja terjatuh, begitu kata penulis.  Untuk cerita dibalik foto-foto berikut saya sadur dari novel 99 CLE dan beberapa pengalaman pribadi.


Kota Paris kota paling indah di Eropa.  Kota -kota yang pernah dikunjungi antara lain Hamburg Jerman, Dusseldorf Jerman, Berlin Jerman, Kassel Jerman, Hanover Jerman, Muenchen Jerman, Salzburg Austria, Verona Itali, Venisia Itali, Copenhagen Denmark, Amsterdam Belanda.  Semua kota-kota tersebut kalah cantik dengan Paris.  Paris yang terbaik kemudian disusul kota maha mahal Amsterdam.  Maha mahal karena kota dibangun dari mengurug laut dengan tanah.  Keindahan terpancar terutama saat naik perahu di sungai Seine.  Sungai sepanjang 776 km yang membelah kota Paris sekaligus transportasi air penting kota tersebut.


Yang menarik dari sungai-sungai dan kanal-kanal di Eropa.  Sungai atau kanal merupakan sumber keindahan.  Semua bangunan, cafe, rumah dll yang berdekatan menghadap ke sungai.  Seolah sungai adalah sumber keindahan yang tidak bisa terlewatkan dan harus dilihat tiap hari.  


Yang terlihat di tanah air adalah bangunan membelakangi sungai.  Bahkan sungai sebagai tempat membuang sampah.  Seolah sungai tidak dihargai.  Waktu berjalan, pernah tinggal di komplek perumahan.  Uniknya perumahan tersebut justru menghadap sungai.  Perumahan tersebut merupakan warisan para peneliti Belanda saat membangun perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara.  Saat itu terheran-heran ada rumah menghadap sungai, tidak lazim terlihat di Jawa.  Waktu berlalu, sempat mengunjungi negeri Belanda dan negara Eropa lain.  Ternyata semua bangunan itu menghadap sungai.  Ohhh ternyata perumahan di komplek peneliti sawit di Sumut dulu disesuaikan dengan di Belanda.  Setuju sekali.  Sungai adalah sumber inspirasi dan keindahan yang seyogyanya dilihat tiap hari.  Bukan malah sebaliknya tempat membuang sampah.  Sedih, ada beberapa rumah yang menghadap sungai di Siantar Sumut dulu membuang sampah rumah tangga begitu saja di pinggaran sungai.  



Sungai Seine yang membelah kota Paris



Sungai Seine bersih sumber keindahan untuk dinikmati




Gedung diambil dari perahu di sungai Seine



Jembatan di sungai Seine



Gedung difoto dari perahu di sungai Seine

#

Moda transportasi dalam kota Paris adalah kereta api bawah tanah yang disebut Metro.  Di bawah kota Paris penuh dengan terowongan-terwongan.  Menurut National Geografi, gedung-gedung di Paris dibangun dari batuan kapur keras di bawah kota tersebut.  Bekas-bekas tambang bawah tanah menyisakan banyak terowongan, yang sebagian digunakan untuk jalur Metro.  Karena terbuat dari batuan kapur keras, hampir semua bangunan di Paris berwarna keputihan.


Metro menghubungkan setiap sudut kota Paris.  Menuju Metro, penumpang harus turun ke tangga atau eskalator ke bawah tanah. Penumpang bisa menggunakan karcis berlangganan atau membeli terlebih dahulu di mesin khusus tiket. Mesin seperti mesin ATM, dengan touch screen daerah tujuan dan harga yang diperlukan. Uang dimasukkan ke lubang khusus kemudian dilubang lain akan keluar tiket.  Tiket kemudian digesekkan ke pintu masuk stasiun agar palang bisa terbuka.  


Metro yang selalu penuh dengan penumpang.  Jika ingin ke musium Lovre menggunakan metro no 1 berhenti di stasiun Louvre-Rivoli.  Stasiun yang unik karena di sepanjang sisinya terdapat etalase benda-benda seni.  Seperti botol-botol bekas disusun menjadi benda seni kontemporer yang unik.  Ada juga patung mumi Mesir atau patung antik abad Rennaisance.


membeli tiket Metro




Pintu stasiun yang bisa terbuka setelah digesek dengan tiket



Terowongan stasiun Strasbourg Saint-Denis Paris



Metro pagi hari menuju Louvre-Rivoli yang penuh


#

Musium Louvre (Musee de Louvre), musium dengan koleksi terlengkap di dunia.  Setiap tahunnya lebih dari 10 juta pengunjung ke musium tersebut.  Jumlah ini hampir 4 kali lipat jumlah wisatawan yang datang ke pulau Bali setiap tahunnya. Musium Louvre juga menyimpan peninggalan dari zaman ke zaman, dari imperium ke imperium.  Musium juga mengkoleksi lukisan maestro dunia seperti:Rembrandt, Michel Angelo, Rafael



Untuk dapat masuk musium, pengunjung perlu mengantri.  Antrian membeli karcis cukup panjang.  Untuk menghemat tenaga, sebaiknya hanya satu orang yang mengantri saja.  Yang lainnya bisa mengabadikan bagian depan musee de Louvre tersebut. Ada dua halaman utama musee de Louvre cour Napoleon dan cour Visconti.  Di tengah-tengah cour Napoleon berdiri bangunan futuristik berbentuk piramida berbahan kaca.  Piramida berbahan kaca bentuk ketupat berlian. Cahaya matahari bisa langsung masuk ke dalam bangunan piramida tanpa harus berbelok-belok membuat pengunjung betah berlama-lama tanpa merasakan kegelapan.  Bangunan piramida tersebut adalah pintu masuk menuju musium



Piramida gelas di depan cour Napoleon musium Louvre



Louvre malam hari



Cour Visconti Musee de Louvre


Antrian panjang pengunjung musium Louvre


#

Waktu sehari tidak cukup digunakan untuk melihat-lihat dan mengelilingi Louvre.  Galeri Islam terletak di Lantai 1 Richeliu Wing.  Penulis 99 CLE bercerita benda peninggalan jaman keemasan Islam antara lain, peta langit yang dibuat oleh Yunus Ibn al Husayn al Asturlabi yang dibuat tahun 1145.  Muslim yang sudah berpengetahuan tinggi tentang antariksa saat orang Eropa masih di era kegelapan.  Orang Eropa kurang senang mendengar sebutan itu.  Mereka lebih senang menyebutnya Abad Pertengahan.  Ada juga piring cinderamata bertuliskan huruf arab kufic, seni kaligrafi Arab kuno.  Tulisan kufic, seperti huruf arab gundul.  Piring cinderamata ini merupakan sebuah misi dakwah.  Para kalifah Islam senang mengirim cinderamata dengan pesan puitis dengan dekorasi Kufic kepada raja-raja Eropa yang kebanyakan penganuh Katolik Roma. Jaman keemasan Islam muncul kurang dari 200 tahun setelah Rasulullah meninggal, dengan wilayah meliputi Eropa paling barat hingga India paling timur.  Tidak hanya peninggalan piring kaligrafi kufic, juga banyak hiasan batu-batu bertuliskan kufic.  


Turis yang tidak faham dengan semua koleksi kufic secepat kilat beralih dari satu koleksi ke koleksi lain.  Seperti juga dengan kami saat itu.  Tidak ada pemandu saat di Louvre, jadi hanya melihat-lihat benda-benda seni tanpa tahu cerita dibaliknya.  Hanya melihat sekilas-sekilas berbagai macam benda seni hingga kaki capek melangkah.  Waktu setengah hari sudah cukup menguras tenaga.  Belum semua bagian musium terkelilingi.  Akhirnya anak-anak yang mulai rewel memaksa kami untuk keluar dari musium.


Berikut foto-foto yang diambil saat berada di Louvre.  Tidak ada dokumentasi tulisan kufic di piring-piring cinderamata atau lukisan bunda maria dengan jilbab bertuliskan huruf kufic dengan lafal "laa Ilaa ha Illallah" seperti dalam novel 99 CLE.  Ada banyak sekali lukisan besar-besar yang indah.  Hanya memfoto tanpa tahu cerita dibalik benda-benda seni tersebut.



Lukisan di plafon atap Louvre



lukisan di Louvre



Lukisan di Louvre




Louvre penuh lukisan berukuran besar









Lukisan di Louvre



Patung di Louvre




Patung di Louvre


#

Begitu keluar dari Louvre dari sisi belakang, akan dilihat taman besar di tengah kota Paris, Jadin des Tuileries.

Taman Jardin des Tuileries dengan menara Eifel



Di dekat taman Jardin terdapat pintu gerbang bernama Arc de Triomphe du Carrousel.  Bangunan monumen ini sangat mirip dengan Arc de Triomphe de l'Etoile hanya saja ukurannya lebih kecil.  Tinggi Arc de Triomphe du Carrousel sekitar 20 meter dan lebarnya kurang lebih selapangan basket.  


Di atas monumen itu terdapat patung Quadriga, kereta perang Yunani kuno yang ditarik 4 kuda berukuran sebenarnya. Kereta perang itu ditunggangi perempuan yang diapit dua figur prempuan lain bersayap.  Sepertinya figur malaikat.  Yang istimewa, patung kedua malaikat itu berwarna keemasan seperti bersepuh emas.



Gerbang Arc de Triomphe du Carrousel



Gerbang Arc de Triomphe du Carrousel

Gerbang Arc de Triomphe du Carrousel dibangun oleh Napoleon Bonaparte.  Bangunan lain seperti air mancur besar, monumen Obelisk Mesir, Jalan Champs-Elysees dan monumen Arc de Triomphe membentuk garis lurus.

Jika berdiri dibawah lengkungan gerbang Arc de Triomphe du Carrousel terdapat jalanan berkerikil putih tepat simetris membelah rumput di taman Tuileries.  Di ujung taman terdapat lingkaran besar kolam air mancur.  Tepat di belakang lingkaran air mancur berdiri monumen Mesir berbentuk pinsil setinggi 20 meter.  Di belakang Obelisk berdiri gerbang Arc du Triomphe de l'Etoile.  Dari arah sebaliknya, Arc de Triomphe du Carrousel juga membentuk garis lurus dengan piramida musium Louvre. Garis lurus bangunan-bangunan tersebut jika ditarik terus menerus akan sampai di Mekah. Garis lurus tersebut diberi nama Axe Historique atau Voie Triomphale oleh Napoleon, yang berarti jalan kemenangan.


Patung Quadriga di atas gerbang Arc de Triomphe du Carrousel semua menghadap ke timur tenggara, arah Mekkah.  Gerbang Carrousel dibangun Napoleon setelah menahlukan Mesir.  Sepulang dari Mesir konon Napoleon begitu religius yang mengagumi Al Qur'an dan Nabi Muhammad. Konon Napoleon masuk Islam.

#

Gereja Notre Dame.  Gereja yang lengkungannya menyerupai lengkungan di masjid.  Bentuk tersebut disebut ogive atau kurva lancip, merupakan pengaruh budaya Islam.  Jumlahnya selalu ganjil.

Bagian depan gereja Notra Dame dengan kurva ogive khas masjid



Ornamen di kurva ogive Notre Dame


Ornamen di kurva ogive Notre Dame


Di depan Notre Dame terdapat pelat perunggu bertuliskan "point zero".  Beredar mitos, siapapun yang menginjak pelat logam tersebut, dia pasti akankembali ke kota Paris.  Amin...semoga ada kesempatan mengunjungi kota Paris lagi....


Siapa yang menginjak pelat ini akan kembali ke Paris

#

Menara Eifel, ikon kota Paris...


Sat di depan menara Eifel

Eifel dilihat dari perahu di sungai Seine


di bawah Eifel

****

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply