» » Daur Ulang Sampah

13 Juli 2014

Cara mengelola sampah yang baik dan benar.  Salah satu yang berkesan, sangat-sangat-sangat berkesan malah, selama 3 tahun tinggal di Jerman tepatnya di kota Goettingen.  Kota Goettingen terjaga bersih dan rapi.  Tidak hanya di kota Goettingen yang bersih dan rapi tapi juga kota-kota lain di seluruh Jerman.  Tidak ada gunungan sampah di pojok kota.  Tidak ada tebaran plastik bekas bungkus makanan di jalanan.  Tidak ada ceceran sampah saat ada keramaian misalnya pasar malam.  Tidak pernah terlihat orang habis makan kemudian bungkus makanan dibuang begitu saja di jalan.   Tidak ada sampah hanyut di sungai atau selokan.  Tidak terlihat sampah dibuang begitu saja di jurang dekat sungai.


Kok bisa?  Bagaimana cara mereka mengelola sampah?


Pertama yang harus dilakukan untuk mengelola sampah adalah menciptakan kesadaran individu.  Tiap-tiap orang sadar dan berpartisipasi membuang sampah yang benar.  Tidak hanya orang tua tapi juga anak-anak.  Pemerintah menyediakan fasilitas tempat sampah kemudian sampah dilakukan proses daur ulang dan hal bermanfaat lain.


Di setiap komplek wohnung atau apartemen, perumahan disediakan tempat sampah oleh pemerintah kota.  Dinas kebersihan kota sebagai departemen yang bertanggung jawab.  Tempat sampah ini dibagi-bagi.

1. Tempat sampah khusus bahan organik, misalnya sisa makanan, sayuran, buah-buahan, dedaunan, roti dll.  Sampah ini didaur ulang sebagai kompos dan aman dibuang ke lingkungan.

2. Tempat sampah khusus untuk kertas, misalnya koran, karton paket, karton kemasan makanan, dll.  Kertas-kertas ini akan didaur ulang.

3. Tempat sampah khusus wadah plastik seperti margarine, sabun cair, sampo.  Juga kemasan tetrapak seperti bekas susu cair, pasta tomat. Kemasan kaleng seperti sarden, santan cair dan kaleng aluminium lain. Tempat saah ini dimasukkan dalam kantung plastik gratis dari pemerintah warna kuning.  Sampah ini akan didaur ulang.

4. Tempat sampah untuk barang yang susah di pilah, berwarna hitam untuk membuang pempers, tissue toilet bekas pakai, perabot rumah tangga rusak, mainan rusak, barang-barang bekas pesta, dll

5.  Tempat sampah untuk membuat perabot besar rumah tangga yang tidak dipakai seperti karpet, lemari, meja, kasur, mesin cuci, tv

6.  Tempat sampah untuk membuang gelas dan barang dari kaca lainnya.

7.  Tempat sampah untuk membuang baju, sepatu dan selimut bekas.  Barang-barang ini dimusnahkan tapi yang masih layak disalurkan ke PMI atau masyarakat yang membutuhkan.

8.  Di setiap supermarket disediakan alat untuk menjual secara otomatis botol minuman yang dapat didaur ulang.  Dari alat akan keluar struk nominal botol yang sudah dijual kemudian uang dapat ditukarkan di kasir.

9.  Tempat sampah di bandara, stasiun, sekolah dibedakan antara sampah organik, kertas dan muel atau sampah yang susah dipisahkan.

10.  Di tempat umum mudah ditemukan tempat sampah, misalnya di tanam bermain, di centrum dll.



Foto 1. Tempat membuang baju, sepatu dan selimut layak pakai



Foto 2. Tempat sampah untuk bahan organik



Foto 3. kontainer sampah kertas



Foto 4. Tempat sampah untuk wadah plastik, tetrapak dan aluminium yang dapat didaur ulang



Foto 5. Tempat sampah "rest muel" atau barang-barang yang susah dipilah warga

Mengelola sampah berhasil dengan baik kerena masing-masing warga sadar, berpartisipasi untuk membuang sampah secara dipilah.  Juga warga sadar tidak membuang sampah dengan sembarangan.


Tanggal 9 September tahun 2012 silam PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Goettingen berkesempatan mengunjungi pusat pengelolaan sampah kontainer hitam atau rest muel atau sampah yang sulit dipilah warga. Pusat pengelolaan ini terletak dipingiran kota Goettingen, di desa Friedland.  Liputan berita kujungan tersebut ada di sini.  Ternyata tempat pengelolaan sampah yang sudah dipilah-pilah tidak di satu tempat.  Seperti di desa Friedland ini hanya untuk memproses sampah dari kontainer yang berwarna hitam saja (foto 5).

Sampah-sampah yang terkumpul dari seluruh kota Goettingen dicacah. Sampah akan mengalir menuju box besar yang terdapat medan magnet.  Sampah metal akan terangkat, dipisahkan dan dapat dimanfaatkan kembali. Barang non metal mengalir ke box besar berikutnya.  Di box tersebut akan dipilah sampah bio dan sampah lain.  Sampah bio diolah sehingga didapatkan gas metan dan ampas yang aman dibuang ke tanah. Gas metan digunakan sebagai sumber energi menjalankan mesin di pusat pengelolaan sampah tersebut. Sampah berikutnya yang tidak tersaring akan dilakukan proses sehingga aman dibuang ke tanah.


Di dekat areal pengelolaan tanah tersebut terdapat bukit yang terlihat banyak kambing makan rumput.  Ternyata bukit tersebut adalah sampah yang sudah dilakukan proses sehingga aman.  Terbukti dengan rumput dan kambing dapat hidup di sana.

Berikut foto-foto proses pengolahan sampah dari box warna hitam atau box sampah yang sulit dipilah.


Gedung tempat sampah mulai dipilah-pilah



Sampah mulai dipilah metal-non metal, organik-non organik




Mesin pemisah sampah


Metal dan plastik pilahan didaur ulang menjadi barang bermanfaat


Sampah organik disulap menjadi gas metan untuk menjalankan mesin-mesin di pusat daur ulang tsb



Di dalam kontainer tempat memproses sampah



Sampah siap dibuang ke tanah



Kambing gemuk di atas bukit tempat membuang sampah olahan.

Apa bisa diterapkan di Indonesia?  Jawabannya sangat bisa.  Jika masing-masing kita sadar akan pentingnya membuang sampah dengan benar.  Memang fasilitas sampah yang disediakan oleh pemerintah belum sempurna.  Tapi paling tidak dengan memilah sampah dan ditempatkan di wadah yang berbeda akan mengurangi bau.  Sampah bio bisa dibuang dengan aman di tanah.  Sedangkan sampah plastik dan kertas dapat dibuang di tembok berbentuk kotak yang disediakan dinas kebersihan kota tempat kita tinggal.


Tidak hanya berteori.  Tulisan ini harus memacu saya untuk memegang ucapan sendiri, untuk mau memilah sampah.  Paling tidak memisahkan sampah organik dan non organik.  Ketika hidup di Jerman saja mau memilah sampah. Masak setelah hidup di negeri sendiri tidak mau.


Mimpi, saya bisa menularkan virus memilah sampah ke semua orang.  Pemerintah memfasilitasi sehingga sampah dapat didaur ulang.  Lingkungan bersih dan dapat hidup dengan damai. 


Untuk bisa menyamai cara mengelola sampah ala Jerman masih jauh.  Tapi harus dimulai.  Juga menyadarkan anak-anak sendiri tidak buang sampah sembarangan dan ikut memilah sampah.  Ditunggu tulisan kerja nyata akan kesungguhan tekad setelah tinggal dan menetap di Medan nanti.



Tempat pembuangan sampah yang rapi



Jalanan tetap bersih saat ada pasar malam natal di pusat kota Goettingen




Terima kasih sudah membaca.  Mari sama-sama peduli sampah....


***

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply