» » » Copenhagen Denmark

29 April 2014

Tanggal 8-10 April kemarin berkesempatan mengunjungi kota Copenhagen.  Di sana kami sekeluarga hanya berjalan-jalan melihat kota pelabuhan ibukota Denmark tersebut.  Tujuan menulis hanya sharing pengalaman saja atau lebih tepatnya sharing pemandangan kota Copenhagen.  Sejarah, apa atau bagaimananya kota Copenhagen belum tahu.  



Kota Copenhagen adalah kota pelabuhan besar.  Copenhagen dan Amsterdam Belanda merupakan pelabuhan penting di Eropa, jaman VOC menguasai dan menjajah Indonesia.  Kata turis guide saat kami naik perahu wisata menyusuri kanal kota Copenhagen.



Copenhagen terletak lebih ke utara dibandingkan Jerman.  Semakin ke utara tentu saja suhu udara lebih dingin karena dekat kutub bumi.  Saat berkunjung ke sana salah membawa jaket.  Suhu di Jerman mulai panas.  Melihat prakiraan cuasa dan suhu kota Copenhagen melalui internet hampir sama seperti Goettingen.  Jadi beranggapan, tidak perlu jaket tebal toh suhunya hampir sama.  



Ternyata....  Copenhagen berbatasan langsung dengan laut.  Angin dari laut sangat kencang.  Angin ini ternyata menusuk sekali ke tulang.  Dingin luar biasa.  Untuk mengakali agar hangat, memakai baju dan celana rangkap.  Tapi ternyata tetap tidak membantu.  Dingin dan angin kencang membuat lebih nikmat hanya berdiam diri di hotel.  Kesimpulannya, jika berkunjung ke kota-kota yang lebih ke utara, harus membawa jaket lebih tebal dan kedap dingin.



Saya pertama kali mendengar negara Denmark dari biskuit.  Biskuit yang sering disajikan jika lebaran tiba.   Ternyata ada juga biskuit tersebut di Copenhagen.  Kemasan biskuit mirip seperti di tanah air hanya beda di bahasa saja. 
 "Lha gimana sih?" 
"Ya tentu saja ada, lha biskuit tersebut asalnya dari sana"
 heheheh..
Ceritanya, ratu Denmark Christina suka sekali dengan kue-kue enak dengan rempah eksotik dari Asia dan Afrika.  Jaman dahulu, tentu saja remah Asia sangat mahal di Eropa.  Resep dari ratu Christina ini lah yang membuat Denmark kondang dengan kue-kue lezat (Sumber dari buku masak perpust kota Goettingen).  Melacak info dari buku, suami ratu Christina adalah raja John yang berkuasa antara tahun 1481-1513.




Biskuit lebaran di tanah air made in Denmark asli


Dari Goettingen (di tengah Jerman) kami berangkat naik kereta api cepat ICE menuju Hamburg (di Utara Jerman).  Di Hamburg kami pindah kereta ICE lain yang menuju Copenhagen.  Kota Copenhagan berada di sebuah pulau.  Untuk menyeberang, kereta ICE masuk ke dok paling bawah kapal penyeberangan.  




Baru kali pertama tahu, kreta api ikut masuk dalam kapal.   Di dok bagian bawah kapal dipasang rel kereta api.  Saat kereta masuk ke dalam kapal, tinggal menyambung rel.  Ukuran kapal, biasa saja, tidak terlalu besar sekali.  Pantasan saja, sambungan ICE yang biasanya sangat panjang hanya 3 gerbong saja.  Ternyata, disesuaikan dengan panjang kapal penyeberangan.  Setelah kereta api masuk dalam kapal, penumpang diminta naik ke dok atas kapal.  Kereta api selanjutnya dimatikan mesin dan dikunci pintunya.  Lama menyeberang selat antara Jerman dan Denmark selama 45 menit.




Di atas kapal penyeberangan Jerman-Denmark



Saat memasuki negara Denmark, dari jendela kereta api terlihat suasana yang sangat sepi.  Tidak ada anak-anak bermain di halaman, orang-orang mengobrol di teras dll.  Hanya sesekali terlihat orang bersepeda melintas.  Tiba di stasiun kota Copenhagen.  Brrrr.  Cuaca dingin dan angin kencang.  Pantasan tidak ada orang di luar rumah, lha dingin banget.  



Hotel tempat menginap tidak terlalu jauh dari stasiun.  Kami jalan kaki menuju tempat menginap tersebut.  Hotel yang nyaman, namanya Copenhagen Crown.  Kami menginap 2 malam.  Pengunjung mendapatkan fasilitas sarapan.  Menu yang disajikan: roti bun, keju, butter, cream cheese, timun potong, paprika potong, berbagai macam selai, croisant, pastry isi pudding, cornflake, telur rebus.  Minuman terdiri susu, orange, teh dan kopi.



Stasiun kereta api kota Copenhagen




di pintu masuk hotel Copenhagen Crown





Kamar di Copenhagen Crown dengan 1 doble bed dan 2 single bad



Copenhagen kota yang sangat bersih.  Sore hari kami sempat menyusuri kota.  Walaupun jam hampir menunjukkan pukul 6 (saya penyebut sore karena matahari masih terang) petugas kebersihan masih bekerja.




Sudut kota Copenhagen yang bersih




sudut kota Copenhagen




Sudut bersih kota Copenhagen




Pusat perbelanjaan di Copenhagen



Denmark merupakan merupakan negara kerajaan monarki yang saat ini dipimpin ratu Margrete II.  Beberapa istana kami kunjungi.  Kami hanya melihat sisi luar istana dan tidak masuk ke dalam.


salah satu istana kerajaan Denmark


di depan salah satu istana kerajaan Denmark



Bangunan istana dari dekat






Istana tempat keluarga ratu Margrete II tinggal




Istana tempat keluarga ratu Margrete II tinggal



Apartemen abdi dalem dan pengawal  ratu Margrete II


Saat cuaca sudah sedemikian dingin dan berangin, tidak tahan lagi kayuh kaki melangkah.  Untung di sebelah kiri perempatan ada musium seni Denmark.  Gedung musium yang tinggi, besar dan megah.  Tiang menyangganya saja sangat besar.  Kami masuk musium, disamping untuk melihat-lihat dan terutama untuk menghangatkan diri.   Saat itu musium sedang tidak ada pungutan biaya bagi pengunjung.  



Kami melihat-lihat lukisan.  Tahun 1500 an orang Eropa sudah bisa membuat lukisan besar dan bagus.  Saya tidak begitu mengamati, lukisan paling tua di musium tersebut dibuat tahun berapa.  Saya hanya terpesona melihat lukisan-lukisan.


Musium seni kota Copenhagen




Lukisan di salah satu sudut musium seni Cepenhagen




Lukisan di salah satu sudut musium seni Cepenhagen


Objek wisata yang sebaiknya tidak dilewatkan di 
kota Copenhagen adalah menyusuri kanal  menggunakan perahu.  Kanal dibangun oleh raja Christian V, antara tahun 1670 -1673.  Kanal dibuat agar cargo dan ikan dari laut bisa langsung diturunkan di dalam kota.



Kanal kota Copenhagen





Patung putri duyung di pinggir kanal





Kanal kota Copenhagen

Salah satu gedung dilihat dari kanal tour




Kanal kota Copenhagen


Saat akan kembali ke Jerman, kami sempat mengunjungi dunia fantasi yang pertama dibuat di dunia.  Dufan ini bernama Tivoli.  Seperti halnya dufan di Ancol, tempat menghabiskan waktu dan uang dengan cepat dengan berbagai permainan memainkan detak jantung.




Dufan Tivoli Copenhagen Denmark





Dufan Tivoli Copenhagen


Tiba saatnya kami harus kembali ke Goettingen tercinta menggunakan kereta api. 


***


«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

3 comments:

  1. Keren mbak... Brp lama dan biayanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo bang Oscar..di Copenhagen menginap 3 hari 2 malam. Biaya yang dikeluarkan dari Goettingen (Jerman Tengah/Negara bagian Niedersachsen) meliputi kereta api ICE, penginapan dan makan untuk 4 orang kurleb 800 euro.

      Delete
  2. Wah makasih infonya...rcn mau training ke sana ..penasaran ttg copenhagen, tp typical semua negara eropa ya 6 sd 15 derajatan ..angin itu yg bikin dingin. Susah smoking kayaknya

    ReplyDelete