» » » Selayang Pandang Kota Medan

6 September 2014

Rasanya sayang pengalaman hidup nomaden tidak diabadikan. Pengalaman hidup di luar tanah kelahiran yang jelas beda adat dan budayanya.  Biasa hidup di kultur petanian padi sekarang hidup di kultur perkebunan tanaman tahunan.  

Penyesalan terdalam saat tinggal di Porsea, daerah nenek moyang asli marga Batak. Porsea adalah kecamatan kecil di dekat Danau Toba Sumut. Tapi tidak satu pun foto sempat diambil.  Tidak sempat mengabadikan pasar yang hanya diadakan di tanah lapang satu minggu sekali. Tidak sempat mengambil foto, ladang yang diberi patung pasangan suami istri leluhur.  Tidak sempat memotret adat-istiadat Batak saat ada orang meninggal atau menikah.  Padahal adat-adat tersebut sering dilihat.

Juga tidak sempat mengabadikan kota Pematang Siantar.  Pematang Siantar adalah kota besar kedua setelah Medan di Sumut.  Kota Pematang Siantar yang didominasi perkebunan kelapa sawit milik PTPN IV dan perkebunan karet milik Good Year.  Kota yang relatif besar, segala kebutuhan hidup dengan mudah ditemukan dan dibeli di sana.  Hal yang menarik saat tinggal di Pematang Siantar

1.  Perumahan untuk karyawan pimpinan perkebunan dan karyawan biasa dibedakan.  Karyawan pimpinan dapat rumah dinas besar, sebagian besar rumah bekas peninggalan Belanda. Sedangkan rumah karyawan biasa berkelompok di satu kompek, ukuran lebih kecil, seukuran rumah dinas untuk TNI.

2. Alat untuk memanen kelapa sawit adalah galah panjang yang ujungnya dipasangi arit/clurit melengkung.  Saat pergi bekerja, para pemanen sawit membawa galah tersebut dengan sepeda motor.  Satu orang di depan membawa sepeda motor sedangkan satu orang lagi membonceng sambil membawa galah panjang.  Pemandangan unik yang tidak akan dijumpai di Jawa.  Unik karena galahnya panjang sekali kalau tidak hati-hati pengguna jalan lainnya bisa kena sodok arit/clurit....  Bahaya....

3.  Perkebunan kelapa sawit harus bersih dari gulma.  Mereka memperkerjakan "tukang babat".  Banyak diantara tukang babat ini perempuan.  Wo hebat!  Saat bekerja mereka memakai bedak berwarna putih.  Saat ditanya tujuan memakai bedak putih?  Agar setelah bekerja muka tidak menghitam terkena matahari. OOOOO.....  Katanya bedak putih tersebut berbahan tepung beras dll. Apa dan bagaimana ramuannya tidak tahu.

4.  Terkadang terheran-heran.  Pagi hari, banyak kaum lelaki menghabiskan waktu di warung kopi sedangkan kaun perempuan bekerja di ladang atau sawah.  Apa tidak terbalik?????  Bertanya keheranan tersebut ke beberapa orang, ternyata jawabannya.  Saat menikah dahulu wanita Batak dibeli dengan mas kawin yang mahal, sampai berjuta-juta-juta-juta banyak pokoknya.  Para lelaki merasa sudah memberikan banyak harta ke keluarga wanita.  Makanya kaum wanita lah yang bekerja mengurus ladang dsb dsb.  OOOOO.... Kasihan banget ya wanitanya... tapi entahlah..barangkali salah info yang didapatkan tersebut.

5. Ada dua pajak (pasar) besar di Pematang Siantar: pajak Parluasan dan Pajak Horas.  Pajak Parluasan beroperasi dini hari.  Harga sayur, buah, ikan, daging di dini hari tersebut murah serta dalam kondisi segar bugar, fresh.  Sepertinya pajak dinihari ini sebagai tempat belanja para pedagang dari pajak lain, termasuk pajak Horas.  Kondisi pajak dinihari ini sangat becek.  Pembeli melengkapi dirinya dengan sepatu bot agar tidak kotor.

6.  Ada banyak istilah unik: Kakak adalah panggilan perempuan yang lebih tua.  Abang adalah panggilan laki-laki yang lebih tua.  Kereta adalah sebutan sepeda motor.  Telekung adalah sebutan mukena. Atrek adalah istilah mobil yang harus  diputar posisinya.  Pajak adalah sebutan untuk pasar.  Pasar adalah sebutan untuk jalan raya. Merepet adalah istilah orang yang ngomel-ngomel.  Berendeng adalah istilah dua rumah, dua gedung yang berdekatan. Dan masih banyak istilah lain....  

#

Saat ini tinggal di kota Medan.  Harus mulai mengabadikan sudut-sudutnya, istiadat dan hal-hal unik khas lainnya.  Medan adalah kota besar, ibukota Sumut yang dihuni mayoritas marga Batak dan Melayu serta beberapa pendatang seperti kami dari Jawa.  Yang unik dari kota Medan, tidak ada pelajaran bahasa daerah.  Mengapa dan apa alasannya?  Barangkali, bahasa Batak itu bermacam-macam: Karo, Toba Samosir, Simalungun, Mandailing, dll lupa masih banyak lagi.  Barangkali Medan dulunya banyak orang melayu pun lagian ada berbagai Marga Batak yang tinggal di Medan.  Jadi pusing mana yang dijadikan pelajaran untuk bahasa daerah.  

Istana Maimun adalah istana kerajaan Melayu yang sampai saat ini bangunannya masih terawat baik.  Keluarga kerajaan sampai saat ini masih tinggal di bangunan tersebut.  Hanya saja dalam soal kekuasaan tidak lagi.  Gubernur Sumut adalah pemimpin Sumut saat ini.  Btw bapak gubernur Sumut sekarang masih muda, Bapak Gatot Pujo Nugroho ST.  Saat kecut macet di pagi hari tiba-tiba pemandangan menjadi segar kembali setelah melihat senyum bapak Gubernur di baliho besar pinggir jalan.   Schtttt...jangan diteruskan heheheh...



Istana Mainum di Jln.  Brigjend Katamso Medan


Yang khas dari kota Medan adalah becak motor.  Dengan mudah becak ini dijumpai disetiap sudut dan siap disewa jasanya.  Untuk tarif kisaran Rp 15.000 - Rp 50.000 tergantung jauhnya.  Becak motor adalah sepeda motor yang disampingnya diberi tambahan tempat duduk yang diberi atap di atasnya.  Kebanyakan becak motor ini menggunakan sepeda motor tua.  Suara lumayan keras dan jalannya lambat.  Tapi bermanfaat, kalau kepepet harus cepat tapi tidak tahu jalan.


Naik Becak Motor

Naik becak motor



Becak motor khas kota-kota di Sumut: Medan, Pakam, Labuan Batu, Pematang Siantar dll

Bagi ibu-ibu yang ingin membuang kelebihan lemak, ada satu tempat senam aerobik di Jl. Sisinga Mangaraja no 4A/18.  Lokasi sanggar tepat di sebelah supermarket Gelora.  Sepeda motor bisa dititipkan gratis dan aman disebelah kanan supermarket.  Lumayan nyaman.....

Supermarket Gelora di Jl Sisinga Mangaraja Medan


Bagian depan sanggar senam Gelora

Ruangan sanggar senam Gelora


Berikut selayang pandang foto-foto kota Medan. Kota Medan seperti halnya kota besar lain di Indonesia.  Kota banyak didominasi ruko, mall dan gedung-gedung lainnya...  Foto baru mewakili sedikit dari sudut kota.


Acara lomba-lomba Agustusan di piggir jalan


Pusat Perbelanjaan


Medan Mall



Medan Mall


Gereja di depan Medan Mall


Jalan di samping Masjid Raya Medan


Sudut kota Medan


Pemakaman umum tanah wakaf  Mandailing


Perpustakaan Daerah Sumut di Jl. Brigjend Katamso


sudut kota Medan




Sudut Kota Medan




Sudut Kota Medan

Demikian sekilas pemandangan kota Medan, ibu kota propinsi Sumatera Utara.

***

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply