21 November 2015
Minggu lalu menemani anak beli buku bacaan di Gramedia Jl. Gajah Mada Medan. Dalam rak best seller terpampang buku berjudul "Chairul Tanjung Si Anak Singkong". Tertarik untuk membeli buku tersebut. Termasuk penasaran dengan sosok Chairul Tanjung, yang sering disingkat pak CT. Info sekilas yang diterima adalah beliau pengusaha sukses dari nol. Seperti apa kiprah beliau, siapa pak CT ini dibelilah buku tersebut.
buku biografi pak Chairul Tanjung untuk 50 tahun usia beliau |
Buku biografi yang enak dibaca. Buku setebal 384 halaman dibaca hanya dalam kurun 3 hari. Tjahja Gunawan Diredja dengan apik menuliskan kembali kisah hidup pak CT. Buku CT Si Anak Singkong ditulis dengan gaya bahasa formal, bertutur, dengan disertai sikap rendah hati seolah Pak CT sendiri yang berucap kata demi kata. Ada rasa penasaran sehingga halaman demi halaman ingin segera dituntaskan. Tidak terasa dini hari cepat berlalu, hingga dengan enggan harus berhenti untuk sholat subuh dan menyiapkan sarapan.
Biografi CT Si Anak Singkong memang luar biasa. Tidak hanya kisah nyata yang luar biasa, juga luar biasa dari segi penerbitan. Cetakan pertama di bulan Juni 2012, dalam kurun 5 bulan (November) sudah cetakan ke-19. Tahun 2015 sekarang ini sudah cetakan ke berapa ya? Buku yang dibeli di Gramed kemarin merupakan cetakan ke-19 tahun terbit 2012. Kalau dihitung tahun keluarnya buku, sudah ketinggalan informasi selama 3 tahun. Tidak apalah, tidak ada kata terlambat untuk belajar.
Kisah hidup pak CT sungguh menginspirasi. Mimpi disertai kerja keras beliau membuahkan hasil. Pak CT tidak hanya level kaya, tapi sudah di atasnya. Level konglomerat. Dari perih hidup berkesusahan hingga mempunyai segalanya. Sebelum menamatkan membaca buku, membuka-buka halaman berikutnya. Penasaran dengan wajah pak CT itu seperti apa. Ternyata ada bab Kenangan dalam Foto. Surprise! Kaget! Penampilan istri, anak-anak dan pak CT sendiri sederhana sekali. Penampilan yang biasa saja, layaknya orang kebanyakan. Kalau mau, bisa saja istri beliau berpenampilan "berkilau" seperti Syahrini. Di mana pun dan kapan pun. Tapi tidak dilakukan. Hanya menafsirkan dari melihat foto-foto. Seperti apa penampilan asli keluarga beliau, tidak tahu.
Penampilan pak CT dan keluarga yang sederhana saja |
Dulu penonton setia Trans TV dan Trans 7. Selalu kedua chanel tersebut yang bergantian di tonton. Bahkan RCTI bergeser, tidak disentuh nomornya lagi. Acara yang disukai terutama yang berbau humor dan berita Islami. Yang menarik dari kedua chanel tersebut, pengasuh berbagai acara TV tersebut adalah anak-anak muda fresh graduate. Terkadang saat ada yang berulang tahun, sengaja di 'kerjain', dengan dimasukkan ke shoot acara. Secara tidak langsung penonton bisa melihat siapa yang mengasuh acara. Ternyata mereka adalah anak-anak yang masih muda sekali. Mereka mengerjakan acara secara 'all out' sehingga memperoleh rating tinggi di hati pemirsa. Ternyata dibalik sukses TransTV dan Trans7 ada tangan dingin pak CT. Baru tahu setelah baca buku biografi CT Si Anak Singkong ini.
Saat malas beranjak dari tempat tidur, hp adalah teman utama. Setelah membuka FB (Facebook) dan time line Line, lanjut ke berita online. Portal yang dipilih adalah Detik. Detik menyajikan berita hangat, dapat dipercaya dengan bahasa yang enak dibaca. Saingan portal Detik di hp adalah Republika dan Kompas online. Hanya saja keduanya jarang dibuka. Ternyata dibalik Detik itu ada sosok pak CT. Baru tahu setelah baca buku biografi ini.
Ingatan melayang jauh tahun 1998, saat mengambil kuliah S1 di IPB Bogor. Di pusat kota berdiri bank Mega, bertepatan saat Megawati mejadi RI 1. Kala itu beranggapan, mumpung berkuasa bu Mega mendirikan bank dengan mengambil nama beliau. Ternyata, bank Mega adalah bank kolaps yang ditawarkan pemerintah ke pak CT untuk dikelola. Tidak ada kaitan antara bu Megawati dan Mega bank. Belum ada pengalaman sebagai nasabah atau transaksi lainnya di bank Mega.
Carrefour supermarket retail besar asal Perancis. Ternyata, mayoritas saham Carrefour Indonesia sudah dibeli oleh pak CT. Carrefour, yang artinya perempatan, banyak dijumpai di kota-kota besar. Salah satu Carrefour di Medan memang mengambil lokasi di perempatan, yakni di persilangan antara jalan Gatot Subroto dan Iskandar Muda. Sekarang diberi nama Carrefour Transmart. Belum ada pengalaman berbelanja di Carrefour. Lokasi lumayan jauh dari rumah sehingga tidak efisien baik waktu dan biaya jalan.
Apa saja bisnis yang dijalankan pak CT? Di buku biografi tidak disebutkan secara rinci nama-namanya. Buku hanya menyebutkan, bidang gerak pak CT berorientasi di consumer bussines antara lain: bank (Mega), lifestyle dan hiburan (TransTV, Trans7, Trans Studio, portal online Detik), perusahaan ritel (Carrefour), department store high end (apa ya? tidak disebutkan), perusahaan makanan dan minuman (salah satunya fast food Wendys, saat itu pernah iseng bertanya siapa pemilik fast food saat makan Wendys di SUN Plaza Medan), hotel, biro perjalanan, perkebunan. Mungkin karena tujuan penulisan buku sebagai motivasi kepada generasi Muda Indonesia, "instead of" pamer kekayaan. Makanya perusahaan pak CT tidak dituliskan dan disebutkan satu per satu.
**
Pak CT diberi daya ingat tinggi, mampu membaca cepat. Kelebihan ini dimanfaatkan dengan sangat baik. Daya ingat ini dipakai untuk memahami materi kuliah tanpa harus berlama-lama belajar. Ibarat noda yang tertempel di selotip, sekali saja langsung membekas dan tidak hilang. Waktu lainnya digunakan untuk menjalankan bisnis usaha foto kopi dan menjual alat bahan pendukung praktikum kedokteran gigi. Tidak hanya fokus di bidang jualan, pak CT juga aktivis kampus. Pak CT menggagas acara bakti sosial kampus, tidak hanya di wilayah Jabotabek tapi sudah lintas propinsi. Predikat mahasiswa teladan nasional pun disandang beliau. Dalam satu waktu mampu mengerjakan berbagai hal sekaligus: kuliah, kegiatan kemahasiswaan dan jualan. Waktu yang digunakan 18 jam per harinya. Hanya 6 jam digunakan untuk tidur dan istirahat. Kebiasaan tersebut terus berlanjut, beraktifitas 18 jam sehari, selama 7 hari seminggu, 365 hari setahun tanpa ada kata libur selama 30 tahun. Beliau berujar, kesempatan dan amanah dari Allah SWT tidak boleh disiakan. Selagi mampu untuk bekerja keras, akan terus dilakukan. Hingga banyak orang yang sejahtera secara tidak langsung karena beliau. Saat terjadi kerusuhan tahun 1998, banyak aset pengusaha yang menyusahkan rakyat dibakar masa. Aset bisnis pak CT selamat dari amuk masa. Sudah membantu orang banyak, tidak akan dibalas dengan keburukan.
Apa yang menggerakkan hingga pak CT begitu terpacu dalam hidupnya? Semangat agar tidak hidup dalam jeratan kemiskinan. Tidak enak rasanya lapar. Perih saat teman-temannya pergi karya wisata sedangkan tidak bisa ikut pergi karena tidak punya biaya. Padahal segala keperluan dan akomodasi dikerjakan oleh CT SMP. Jerat kemiskinan tersebut hanya bisa terputus dengan pendidikan. Mimpinya pak CT, bisa mempunyai banyak perusahan, hingga bisa membuka banyak lapangan kerja. Beliau ingin tidak ada orang yang susah dan miskin seperti dirinya dulu. Dengan menuliskan kisah hidupnya, berharap ada banyak anak muda terinspirasi. Mempunyai bisnis tidak hanya untuk dinikmati sendiri alih-alih merugikan orang lain. Tapi bisnis yang bermanfaat baik bagi diri sendiri dan orang banyak. Hingga buku cetakan ke 19 terbit ini, pak CT mempunyai 150.000 orang yang membantu menjalankan bisnisnya. Jika ada 1000 anak muda terinspirasi meniru gerak langkah pak CT, diharapkan akan terbuka lowongan pekerjaan bagi 150.000.000 orang. Hingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, sejahtera dan bermartabat.
Apa kunci kesuksesan pak CT? Salah satu modal sukses beliau adalah kemampuan untuk berbahasa. Pak CT mudah bergaul. Pertemanan terjalin tidak hanya berbatas jarak, waktu dan usia. Berteman tidak hanya yang sebaya atau lebih muda, juga banyak yang berusia jauh lebih tua. Tidak minder saat berinteraksi dengan teman-temannya yang kaya. Bertutur kata baik tanpa ada niat untuk menjatuhkan siapa pun.
Apa buku CT Si Anak Singkong adalah buku untuk mendukung pencitraan beliau? Menurut hemat saya tidak. Tanpa harus mengemis kekuasaan, beliau sudah kaya raya. Bisnis yang pak CT bangun dari nol murni karena kerja keras tanpa dukungan pemerintah yang berkuasa. Testimoni buku menarik dari pak Dahlan Iskan, "CT di mata saya adalah seorang Indonesia yang diimpikan siapa saja: muda, bekerja keras, sukses besar, bersih dan gentleman. Karena itu, saya sangat respek dan sangat hormat kepadanya. Bukan menghormati kekayaannya, melainkan kepribadiannya".
***
Banyak teman kuliah dulu yang ceritanya serupa tidak sama dengan pak CT. Ada yang bekerja sambilan di rental komputer dan warnet untuk membiayai hidup dan kuliah. Ada yang sehari hanya masuk 1 bungkus mie instan. Ada yang sayang-sayang memakai sabun mandi agar hemat. Ada yang harus banyak berpuasa karena kiriman wesel masih lama tapi uang nyaris habis. Beruntung waktu itu biaya kuliah di perguruan tinggi negeri masih sangat murah. Walau tidak sehebat pak CT, bersyukur teman-teman yang dahulu 'susah' sekarang penghidupannya lebih baik dibanding orang tuanya.
Hanya menasehati diri sendiri. Terus berkarya, terus melakukan sesuatu sesuai minat, termudah dan terbaik yang bisa dilakukan. Alih-alih ingin mendapatkan suatu bentuk jabatan. Kerja keras murni karena panggilan hati. Melakukan sesuatu karena suka untuk menjalaninya. Seperti saat sekolah dulu, alih-alih ingin mendapatkan rangking 1. Belajar dengan baik, semoga nilai minimal 80 hingga dapat kuliah di universitas negeri. Ya harus universitas negeri karena orang tua tidak mampu menguliahkan di swasta. Ibarat hari ini, ada tujuan lebih besar yang ingin diraih. Sehingga waktu hidup yang hanya sebentar ini bermakna. Makna apa yang ingin diraih? Masing-masing orang tidak harus sama.
-*end*-
No comments: