6 Februari 2020
Bulan Februari ini hujan hampir setiap hari. Kabar banjir bandang di berbagai belahan kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Surabaya dll. Beberapa hari lalu teman mengabarkan banjir di kota kelahiran, Jepara. Banjir hampir selutut terjadi di jalan Pemuda Jepara dan Pasar Bangsri. Jepara yang tergolong kota kecil ikut-ikutan banjir. Ada apa sebenarnya? Apakah layak kejadian banjir kemudian menyalahkan seorang gubernur?
Semua orang asal membuat rumah, dempet-dempetan, berdesak-desakan, tidak ada perencanaan. Air hujan yang melimpah, tidak ada tempat untuk masuk ke dalam tanah. Setelah banjir saling menyalahkan. Ini gara-gara gubernur ini makanaya banjir. Ini gara-gara hujan dari Bogor makanya Jakarta tenggelam.
Stop lah saling menyalahkan
Indonesia darurat tata kelola kota yang baik. Apa kalian pernah dengar kota London, Paris, Copenhagen, Delf, Hamburg kebanjiran? Belum pernah kan? Kenapa mereka tidak kebanjiran? Jadi kalo terjadi banjir itu karena salah kita semua. Kita belum pintar. Kita belum bisa membuat tata kelola kota yang baik.
Kalo kalian perhatikan, kota Copenhagen itu penuh berjejal bangunan-bangunan. Pohon yang terlihat hanya sedikit. Pun demikian kota Paris. Bangunan yang banyak berjejalan di Paris bukan pepohonan. Kenapa mereka tidak kebanjiran? Bukannya sama dengan kota Jakarta, kotanya tidak ada lahan untuk menyerap kelebihan air?
Ya benar memang kalo dilihat dari permukaan tanah. Ruang kota yang ada hanya berisi bangunan-bangunan. Tapi beda jika dilihat dibawah tanahnya. Kota Copenhagen atau Paris punya gorong-gorong besar dan tersebar di seluruh kota untuk mengatur kelebihan air. Pernah kalian melihat film Rattatoile? Film tikus yang jadi koki masak di kota Paris. Diadegan tikus hanyut, sempat tikus masuk ke gorong-gorong di kota Paris. Kota-kota di kita apakah punya gorong-gorong super besar yang tersebar di bawah kota? Kita belum punya.
Jadi kalo banjir itu salah kita semua. Kita masih belum pintar.
Kota-kota di Indonesia belum ada tata kelola yang baik. Semua asal bangun gedung dan berdesak-desakan tidak karu-karuan.
Jadi jalan keluarnya apa?
Indonesia harus membuat investasi besar pada pengembangan sumber daya manusia. Anak-anak generasi penerus harus diberi pendidikan yang baik. Harus ada anak-anak muda yang belajar membuat tata kelola kota yang baik dan harus ada eksekusinya. Tidak hanya sebatas teori yang tidak bisa dikerjakan.
Kita bisa?
Entahlah
Saya hanya bisa menulis saja. Tidak ada sesuatu yang bisa dikerjakan untuk mencegah banjir. Cara paling kecil yang saya kerjakan hanya memilah sampah organik dan an organik. Sampah plastik tidak mudah dibuang tetapi digunakan kalo masih bisa.
Hanya itu yang saya kerjakan untuk mencegah banjir. Itu thok. Selebihnya membuat tata kelola kota yang baik, hanya mimpi yang ditulis dalam bentuk blog. Kota-kota kita punya gorong-gorong besar dibawah tanah seperti kota Paris. Siapa pula yang baca blog sampah punya saya ini. Siapa pula yang akan merealisasikan. Jangan hanya saling mencela dan menyalahkan.
-end-
Topics: Catatan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Pintu masuk menuju musium Topkapi 17 Februari 2014 Objek wisata yang kami kunjungi di kota Istanbul Turki, Topkapi Palace . Istana ...
-
1 April 2004 Sistem pendidikan di Jerman berbeda dengan di Indonesia. Pendidikan dimulai dari 1. Kinderkrippe atau penitipan anak kur...
-
10 Juli 2014 Kemarin sempat membawa oleh-oleh cokelat batang dari Jerman. Cokelat yang dibawa merk Milka rasa susu Alpen dan Ritter Sport...
-
2 Mei 2016 Dimana bumi di pijak di sanalah langit dijunjung. Pepatah yang harus selalu diingat untuk beradaptasi di tempat baru. Hal-hal...
-
5 Juli 2015 Merangkai bunga dari bahan akrilik yakni: anggrek, lavender, mawar, tulip, gerbera. Akrilik adalah bahan campuran antara kris...
-
8 Februari 2017 Selayang pandang IPB ditujukan untuk adik-adik kelas yang diterima sebagai mahasiswa di IPB. Bersyukurlah bahwa kalian ...
-
Gedung Auditorium Uni Goettingen di jalan Weendestrasse Kami tinggal di kota Goettingen. Suami menempuh studi S3 di George August Uni...
-
10 November 2014 Mawar dari plastisin homemade Anak suka sekali main plastisin. Biasanya beli di Gramed. Beberapa puluh ribu rupiah h...
-
31 Juli 2015 - 13 Agustus 2015 Bismillah. Lebaran kemarin diberi kemudahan dan kesempatan untuk mudik ke rumah ibu di Jepara. Sempat mem...
-
29 April 2014 Tanggal 8-10 April kemarin berkesempatan mengunjungi kota Copenhagen. Di sana kami sekeluarga hanya berjalan-jalan melihat ...
No comments: