» » Apakah perlu panik karena virus corona?

3 Maret 2020

Dua warga negara Indonesia yang domisili di Depok Jawa Barat diumumkan pemerintah sebagai penderita virus corona pertama asal Indonesia.

Berita ini sontak membuat panik masyarakat terutama yang tingkat di Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi).  Masyarakat berbondong-bondong ke supermarket untuk memborong sembako, kue kering, mie instan.  Tidak hanya itu masker dan hand sanitizer pun tidak ada dipasaran.  Semua toko, apotik tidak mempunyai stok kedua barang tersebut.


Apa benar kita harus panik?


Kepanikan ini wajar saja muncul di era internet sekarang ini.  Info epidemi Corona di Wuhan Cina dalam hitungan detik sudah sampai di Indonesia.  Media online kita juga memberitakan korbah virus corona di Wuhan dan belahan lain di dunia secara real time.  Jadi kita di Indonesia bisa memantau jumlah korban dari puluhan hingga sekarang mencapai angka ribuan korban meninggal.  Ditambah lagi hoak yang beredar melalui media sosial turut memperparah tingkat kepanikan masyarakat: foto mayat bergelimpangan di jalanan kota Wuhan, banyak tenaga kerja asing dari Cina bebas masuk ke Indonesia.


Tapi coba kita belajar teori yang sudah menjadi ilmu umum mengenai virus.

Virus itu entitas biologi yang terdiri atas materi genetik yang ditutupi oleh selubung protein atau disebut dengan capsid.  Capsid ini terkadang ditutup lagi dengan lapisan protein yang disebut amplop.  Untuk virus tertentu, misal NPV (nuclear polyhedrosis virus) famili Baculovirus dilindungan oleh matriks protein.  Adanya matriks ini menyebabkan virus dapat bertahan di lingkungan luar menjadi lebih lama.

Semua virus tergantung pada sel untuk berkembang biak dan melakukan proses metabolisme.  Virus tidak mengkode enzime untuk proses perkembang-biakannya.  Setelah virus masuk ke dalam sel, maka virus akan memerintahkan mesin selular untuk memproduksi partikel virus seperti: asam nukleat, capsid protein, amplop, matriks pelindung terbuat dari protein.

Bagaimana jika dia virus tidak berada di dalam sel?  

Di luar sel terutama di lingkungan alam, virus itu tidak berdaya dan mudah mati.  Virus tidak tahan sinar matahari, bahan kimia seperti alkohol dan faktor fisik lain.  Akan tetapi ketika virus berada di dalam sel, maka, dia berkuasa seperti maharaja yang menyuruh sel bekerja untuk keuntungan dirinya.

Karena berada di dalam sel, maka virus sulit diobati.  Misalnya target obat adalah mematikan virus, maka sel kita pun akan ikut mati karenanya.  Cara pengobahan virus adalah meningkatkan daya tahan tubuh kita sehingga sel darah putih diproduksi tubuh untuk membunuh virus.  Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli, misalnya, mudah diobati karena dia berada di luar sel.  Begitu obat antibiotik diminum maka, obat yang melewati permukaan sel akan menyapu bakteri sehingga mati.


Struktur tubuh Corona virus atau Covid 19 berupa single stranded RNA yang ditutup oleh protein capsid.  Covid 19 tidak memiliki pelindung berupa amplop atau matriks protein.  Covid ditularkan ketika dropet ludah yang mengandung Covid 19 .  Dropel inilah sebagai pelindung ketika virus berada di luar sel.  Ketika tidak sengaja tangan terkena sedikit droplet Covid 19 kemudian tidak sadar kita menyentuh mulut atau hidung maka virus akan masuk ke dalam tubuh.  Sehingga anjuran agar terhindar virus corona adalah orang sakit menggunakan masker agar droplet ludah tidak keluar.  Kita dianjurkan membersihkan tangan dengan cuci tangan menggunakan air atau juga hand sanitizer.  Kalo bisa kita menghindari kerumuman orang.  Jika diperlukan orang sehat juga dianjurkan untuk memakai masker ketika berada di lingkungan yang banyak orang.

Apakah epidemi corona bisa terjadi di Indonesia?

Kita bersyukur tinggal di daerah tropis, yang suhu udara berkisar 29C hingga 34C.  Sifat virus yang lemah ketika diluar sel dan corona yang tidak memiliki pelindung tambahan berupa amplop serta matriks protein sehingga oleh cuaca di tropis, virus mudah mati.

Masyarakat yang tinggal di desa, lingkungan masih asri, jarak antar rumah tidak berdesak-desakan tidak perlu khawatir dengan virus corona.

Masalah utama yang perlu diwaspadai adalah masyarakat yang tinggal di perkotaan.  Kerumunan orang mau tidak mau itu terjadi, misalnya ketika terjadi kemacetan di jalan, berangkat kerja menggunakan moda angkutan umum seperti kereta api dan bus.  Juga rumah di perkotaan banyak yang tidak tertata rapi yang cenderung berdesak-desakan memudahkan virus segera mendapatkan sel baru dan tidak sempat terpapar matahari.

Semoga dua orang yang terpapar virus corona bisa sembuh dan tidak menularkan ke orang lain.

Semoga matahari berinar cerah sehingga virus yang sempat keluar di udara segera mati terdegradasi.  

Mungkin infeksi corona ada di Indonesia tetapi tidak sampai menyebabkan epidemi seperti di kota Wuhan.

Sekian

terima kasih





«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply