Shangri La Hotel, 18 Oktober 2023
Indo-Pacific Plastics Innovation Network (IPPIN) menyelenggarakan acara Demo Day sebagai langkah aktif mencari solusi mengatasi samplah plastik dalam menghadapi perubahan iklim. Acara Demo Day yang diselenggarakan oleh IPPIN didukung penuh oleh organisasi besar
1. CSIRO (commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation)
2. Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia
3. Kedaireka Kementerian RISTEK DIKTI
4. LSM Indonesia National Plastic Action Partnership
Sambutan yang diberikan duta besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, menyebutkan bahwa 75% plastik akan terbuang menjadi sampah. Australia berkepentingan dan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia agar wilayah lautan Indopasific dapat terbebas dari sampah plastik. Target pengurangan sampah laut sebesar 70% dan Penny Williah menyebut bahwa sudah ada organisasi (NPAP) yang berhasil mengurangi sisa-sisa plastik di lautan yang sudah terdegradasi sebanyak 40%. Penny Williams menyebutkan bahwa solusi sampah plastik harus dilaksanakan secara multidipliner yang mengajar kerja sama dengan berbagai fihak.
Acara Demo Day terdiri dari
-sesi pagi diisi oleh pitching start up yang akan mendapatkan hibah dana untuk aplikasi temuannya di masyarakat
-Sisa siang diisi oleh sharing cara mengatasi masalah sampah oleh perusahaan.
***
1. Demo oleh CRASTE
Start up CRASTE berinisiatif menggunakan residu tanaman pertanian menjadi kemasan peralatan makan, terutama untuk menggantikan sterofoam yang selama ini dikenal. Kemasan ciptaan CRASTE setelah dibuang akan terdekomposisi menjadi kompos. Petani disamping menjual hasil panen juga dapat menjual limbah batang-daun-dll untuk dijual ke CRASTE. Base lokasi start up CRASTE di India.
2. Demo oleh REVOLUSI
Base start up REVOLUSI di Bali, Indonesia, yang menginisiasi pemakaian rantang berbahan alunium untuk wadah makana matang di Bali. REVOLUSI akan menjalin kerjasama dengan Gojek untuk transport wadah makanan ini. Rantang tentu saja dapat dicuci dan dipakai lagi uk wadah makanan siap sajai selanjutnya. Harapan REVOLUSI dapat berperan mencegah 14 juta ton plastik yang berakhir di lautan.
3. River Recycle Dy (RRD)
RRD merupakan perusahaan dari Finlandia yang memiliki perwakilan di Indonesia. RRD mengoperasikan perahu yang dapat mengambil sampah plastik secara otomatis dari sungai untuk dikelola agar tidak mencemari badan air dan mencegah terbawa ke laut. Perahu RRD sudah dioperasikan di sungai Citarum dan di Saguling. Selama ini biaya pengoperasian perahu RRD masih dari perusahaan tsb, secara non profit.
4. Demo oleh Circle 8 Clean Technologies
Indonesia masih kekurangan tempat return system plastik yang diedarkan bersama makanan dan minuman. 71% plastik dari kemasan pangan dan minuman di Indonesia dibakar sehingga menyebabkan penyakit ISPA dan menjadi mikroplastik yang mencemari lingkungan.
5. Circle 8 akan membangun tempat deposit pintar dengan tenaga matahari, dan mesin memiliki sistem reward dari kemasan plastik yang sudah dimasukan depositor sehingga mereka akan bersemangat. Brand kemasan plastik akan membayar Circle 8 dari plastik yang terkumpul dan diserahkan kembali ke mereka. Circle 8 akan membangun instalasi di 100 toko di Indonesia dan mungkin akan ditingkatkan hingga 40.000 instalasi di seluruh Indonesia
6. Demo oleh Nuplas
Base Nuplas ada di Malaysia, yang berusaha mengunpulkan jaring ikan di lautan. Jaring ini berbahan nilon yang akan diberikan ke perusahaan pakaian uk dipakai ulang menjadi produk tekstil. Harga nilon per tonnya saat ini di 1000 USD
7. Gudang ibu Yunus (GIY)
Base GIY ada di Raja Ampat Papua. Sebanyak 60% plastik di Raja Ampat belum dikelola dengan baik. ibu Yunus menginisiasi pengumpulan plastik di Raja Ampat untuk dimanfaatkan uk bemanfaat, seperti misalnya dilakukan pirolisis sehingga menghasilkan BBM untuk keperluan transport di Raja Ampat.
8. Demo oleh Stream
Stream menggunakan peralatan GIS mapping untuk mengetahui kebocoran plastik di lingkungan baik darat dan perairan. Warna merah menuntukkan konsentrasi plastik tinggi di lingkungan, untuk didatangi untuk dibersihkan dan dikelola dengan baik. Mitra utama Stream nanti dengan fihak pemerintah Indonesia untuk mengatasi kebocoran plastik di alam.
9. Demo oleh Firmaculture
Fokus Firmaculture adalah pendampingan ke masyarakat sehingga terjadi perilaku penangan plastik di Indonesia dari hulu ke hilir. Perubahan perilaku pilah sampah dan penanganan plastik di hilir oleh masyarakat sulit tanpa merasakan adanya keuntungan ekonomi dari plastik yang sudah dikumpulkan.
****
Sesi siang diisi share pengalaman perusahaan dalam mengelola sampah terutama limbah plastik
1. Pegadaian
Pegadaian merupakan BUMN milik pemerintah yang mengelola sistem gadai, sudah mengelola 4000 outlet uk pengumpulan plastik daur ulang. CSR Pegadaian aktif membina UMKM dan memberikan edukasi tentang lingkungan hidup pada masyarakat. Pegadaian mulai menginisiasi bank sampah dari 2018. Sampah daur ulang yang ditabung di bank sampah dapat dikonversi dalam tabungan emas.
2. Paparan dari ESR (Environment Social Resposibility) Astra International
ASTRA memantapkan diri sebagai salah satu perusahaan yang mendukung kelestarial lingkungan. Limbah padat dari ASTRA grup dikelola sehingga tidak mencemari lingkungan. Limbah padat yang dikelula meliputi emisi yang dibuang ke udara, kesehatan badan air, pengelolaan limbah padat dari pabrik dan plastik.
3. Paparan dari ADUPI (Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia) disampaikan oleh Hadiyan Fariz Azhar.
ADUPI memiliki anggota 400 yang menerapkan sircular ekonomy dan sudah bermitra dengan Mayora. Misi dari ADUPI yaitu membuat ecosistem yang kondusif dengan melakukan daur ualng untuk menyelesaikan masalah lingkungan dan menjamin terjadinya sircularitas dari produk yang telah di buat di bumi ini.
Fakta tentang plastik, daur ulang plastik PET dapat mengurangi eksplor minyak bumi sebesar 35%. Plastik PET dapat didaur ulang hingga 35 kali. Ada 241 perusahaan di Indonesia yang membutuhkan biji plastik sebanyak 2.3 juta ton per tahun. Hanya 1.3 juta ton dari produk biji plastik lokal sisanya harus import. Nilai import biji plastik Indonesia sebesar 800 juta dolar. Indonesia menjadi pemain besar dari produksi plastik.
Kenapa daur ulang plastik di Indonesia hanya 10%? Jawabannya karena tingkat pengumpulan plastik di Indonesia rendah hanya 24% dari plastik yang diproduksi. Lebih sedihnya lagi pengumpulan plastik di Indonesia masih dibantu oleh para pemulung.
Masalah kemasan plastik di Indonesia yaitu
-disain kemasan sulit didaur ulang misalnya masih ada stiker yang melekat erat dan sulit dibersihkan.
-Botol terdiri campuran beberapa polimer sehingga menyulitkan pengolahan menjadi biji plastik
-Kekurangan dukungan finansial. Start up ADUPI yang bergerak dalam pengumpulan plastik sulit mendapatkan dana operasional. Permintaan plastik daur ulang dari konsumen Indonesia rengah sehingga biji plastik yang sudah terkumpul harus dieksport. Adanya biaya transport yang harus ditanggung oleh start up pengumpul plastik. Disamping itu harga jual biji plastik tidak stabil dan jatuh sehingga pemulung berhenti mengumpulkan plastik.
-Start up tidak dapat bergantung pada pemerintah karena tidak ada dana
***
Demikian paparan tentang start up yang memulai membantu masalah plastik di Indonesia yang dalam taraf darurat.
Berharap masyarakat hulu mau memilah sampah organik yang dikomposkan, sampah dapat didaur ulang juga dipisah2 dan dijual ke bank sampah. Untuk sampah yang tidak dapat didaur ulang ada fasilitas sehingga dapat dibakar kolektif dengan asap yang disaring menjadi produk concert uk jalan.
No comments: