» » » Implant Gigi di Gesundheit Papenberg

Klinik terpadu di jalan Papenberg, dekat wohnung mahasiswa berkeluarga di jalan Hermann Rein Strasse


Di karuniai gigi jarang-jarang.  Gigi jarang ini selalu membuat tidak percaya diri.  Beda dengan orang lain, kadang menjadi bahan olokan yang membuat semakin tidak PD.  Yang terlihat sekali gigi seri rahang atas.  Pernah dapat olokan yang berkesan sekali di hati, "Wah Sat bisa minum tanpa harus membuka mulut nich".  Hiks..yak kalau bisa milih ya pinginnya punya gigi yang rapi dan bagus.


Waktu ke dokter gigi Theresia di Pematang Siantar.  Dokter gigi keturunan yang paling terkenal di Siantar.  Dokter tersebut juga memasang kawat gigi.  Ingin memakai kawat gigi agar gigi jarang bisa menyempit.  Tapi karena struktur rahang sudah pas, jadi tidak mungkinkan untuk memakai kawat gigi.  Dokter menyarankan untuk menambal gigi yang jarang tersebut.  Maksudnya, gigi sedikit dikikis kemudian ditempel semen gigi agar lebih rapat.  


Awalnya takut menerima saran tersebut, tapi bismillah saja.  Proses pengikisan gigi dimulai kemudian di tambal dengan semen gigi.  Proses berjalan lancar, jadi sekarang gigi seri tidak terlalu jarang lagi.  Biaya menambal gigi jauh lebih murah dan mudah dibandingkan memakai kawat gigi.  Alkhamdullillah.  Hasil penambalan bagus, semen seperti gigi asli.  Sekarang alkhamdulillah jadi lebih percaya diri.

##

Gigi jarang merupakan masalah tersendiri.  Gigi jarang ini tidak hanya di deretan gigi seri tapi di semua deretan gigi baik geraham atas maupun geraham bawah.  Jarak antar gigi di geraham tergolong lebar sehingga kalau makan selalu masuk ke sela gigi.  Makanya saat kecil tidak suka daging-dagingan karena sakit saat sedikit daging nyelip di sela gigi.  


Waktu SD hingga SMA belum terlalu memperhatikan kesehatan gigi.  Kalau ada sisa makan paling diambil dengan lidi, rambut.  Tinggal di desa, orang tua sederhana, jadi tidak kenal yang namanya dental floss.  Orang tua tidak terlalu cerewet dengan masalah gigi, sehingga malam hari sebelum tidur sering tidak gosok gigi. Tidak tahu kalau malam hari saatnya kuman gigi beraksi.  Sisa makanan akan jadi santapan lezat sambil terus menerobos ke email gigi.  Kebetulan tidak pernah sakit gigi, jadi menganggang gigi itu suatu yang kuat tidak bisa berlubang, tidak pernah sakit.  Benar-benar belum mempunyai kesadaran betapa mahal dan berharganya gigi.


Waktu beranjak memasuki masa kuliah.  Di masa kuliah ini mulai berurusan dengan dokter gigi.  Gigi jarang, makanan sering menyelip ke sela gigi, tidak gosok gigi malam hari sebelum tidur, tidak menggunakan dental floss.  Bawaaan alami rentan sakit gigi tapi tidak melakukan tindakan pencegahan.  Jika ada lubang, pergi ke dokter gigi...waduh lupa nama dan alamat dokter tersebut.  Lokasi dokter tersebut di belakang apotik Sehat Bogor.  Dokter tersebut menambal lubang di sela gigi dengan cara, menempelkan pelat ke sela gigi kemudian diberi tambalan amalgan.  Gusi dan geraham ternyata suatu bahan yang fleksibel.  Tambalan bu dokter ini kurang bagus, menggesek gusi sehingga menimbulan infeksi yang efeknya jangka panjang baru terasa.

Punya pengalaman juga, pergi ke dokter gigi puskesmas Bogor timur, lokasi di dekat mall Hero Bogor.  Sekarang supermarket Hero sudah tidak ada lagi ternyata.  Maksud hati ingin murah, pergi ke puskesmas, tapi kualitas yang didapat sebanding dengna harga yang murah.  Baru beberapa bulan, tambalan sudah copot.  Waktu itu lubang masih kecil, tidak sakit.  Maksudnya mau cari pertolongan agar tidak sampai kena saraf.  Karena kualitas buruk, tambalan copot, kemudian malah jadi lubang yang besar menganga.  Pergi ke dokter gigi yang lebih baik, tapi ternyata harga sekali datang mahal sekali.  Waktu itu benar-benar jadi mahasiswa berkantong tipis, yang sering puasa karena uang wesel belum datang.  Uang kiriman terbatas, sudah akhir bulan uang tersisa tinggal sedikit.


Akhir cerita gigi tersebut adalah di copot... sedih, kehilangan gigi untuk selamanya.  Gigi sudah tidak bisa ditolong lagi, kalau tidak di cabut malah akan membuat infeksi gigi.  Pencopotan gigi saat sudah menikah, kebetulan lulus kuliah langsung menikah.


Waktu terus berjalan, 8 tahun kemudian, tambalan bu dokter gigi dibelakang apotik sehat mulai menimbulkan masalah.  Gusi sering sakit.  Periksa ke dokter gigi, tidak ada lubang di gigi.  Sering sakit gigi, jadi mulainya lebih sadar akan kesehatan gigi.  Tapi tetap terkadang malam hari ada bolongnya malas gosok gigi.  Padahal gosok gigi malam hari sebelum tidur adalah kunci dari semua kunci agar tidak sakit gigi.  Betapa pentingnya gosok gigi malam.  Selalu memperingatkan Ahsan dan Shafa, "kalau mau sehat harus gosok gigi malam hari, kalau tidak sambil membuka mulut, akan punya gigi seperti saya".  Akhamdulillah mereka takut juga kalau harus banyak tambalan, banyak perlakuan gigi seperti ibunya.  Sudah sakit mahal lagi.


Selalu berurusan dengan dokter gigi.  Dokter gigi di rumah sakit Mardjuki Mahdi di Bogor lumayan bagus.  Saya mendapat perawatan gigi dari dokter Nuzul.  Tidak bisa dibilang murah juga, walaupun itu dikerjakan di RS negeri.  Tapi untungnya perawatan gigi mendapat tanggungan dari kantor suami.


Masalah saat sudah kembali ke Siantar Sumut.  Tambalan gigi yang dikerjakan dokter di belakang apotik sehat sudah tidak bisa tertolerir lagi.  Rasa sakit di gusi sudah luar biasa.  Masalah bukan karena lubang dari gesekan antara bahan penambal gigi amalgan dengan gusi.  Bu Theresia di Siantar tidak berani mengambil medis.  Saran beliau ya gigi di cabut.    Saya bersikeras tidak mau mencabut gigi.  Saya sudah kehilangan satu gigi.  Gigi yang selalu sakit ada 2 buah, kalau harus dicabut berarti akan kehilangan 3 gigi.


Cari informasi, sempat menghubungi lagi dokter Nuzul di Bogor.  Beliau menyarankan menghubungi teman semasa ambil spesialis dulu yang tinggal di Medan.  Akhirnya datang ke taman dokter Nuzul di Medan.  Ehh...pergi dari Siantar ke Medan itu suatu perjuangan.  Jarak tempuh 3-4 jam menggunakan mobil dengan kecepatan tinggi, melewati perkebunan sawit, coklat, karet...  Teman dokter Nuzul tidak berani melakukan tindakan perawatan gigi.  Saya disarankan untuk konsultasi dengan dokter gigi dosen Universitas Sumatera Utara (USU).  Beliau dosen senior di FKG USU.


Mulailah melakukan perawatan gigi dengan bu dosen ini.  Ibu ini sudah tua, pagi hari sibuk di kampus kemudian malam hari kerja di tempat praktek.  Dengan kondisi sudah sepuh, capek seharian, sepertinya praktek di malam hari menjadi tidak optimal.


Bu dosen melakukan perawatan 2 gigi hasil tambalan sebelumnya di Bogor.  Ternyata ada 1 gigi atas juga yang harus di rawat.  Tentu saja harga perawatan giginya tidak murah.  Mungkin habis lebih dari 10 juta untuk 3 buah gigi.  Jadi mending sakit dan habis lebih dari 10 juta atau gosok gigi malam hari????? *kalau saya sampai tidak sadar gosok gigi malam hari sebelum tidur, benar-benar saya dodong!*  Tapi untungnya semua biaya perawatan gigi di tanggung kantor suami, jadi alkhamdulillah tidak memberatkan.

Jenis perawatan yang dilakukan oleh bu dosen adalah, pemakaian mahkota gigi.  Caranya tambalan dokter gigi dari Bogor di buka, dibersihkan, dimatikan syaraf giginya. Mahkota atau email gigi dikikis hingga kecil kemudian dipasang mahkota gigi palsu.  Mahkota gigi palsu ini terbuat dari bahan steinless stel atau apa kurang tahu kemudian ditutup semen warna putih.  Sekilas gigi ini seperti gigi asli.  Hanya saja pengerjaan bu dosen USU ini tidak bagus.  Ketiga gigi sering bengkak dan sakit.  Otomatis harus sering bolak-balik ke Medan untuk memeriksakan bengkak ini.  


Tiba waktunya harus berangkat ke Goettingen untuk mendampingi suami studi.  Masalah gigi hasil perawatan bu dosen kembali kambuh.  Gusi sering bengkak dan sakit.  Untuk sekali di belakang wohnung tempat tinggal terdapat klinik kesehatan terpadu (Gesundheidzentrum) di jalan Papenberg.  Di klini tersebut terdapat dokter kandungan, dokter umum, dokter gigi.  Dokter umum ini juga tempat saya dan suami jika sedang sakit.  Klinik ini bagus kualitas pelayanan sekaligus dekat dari rumah.  Beruntung sekali, tidak usah mengeluarkan ongkos perjalanan.


Saya di rawat oleh dokter gigi Albercht di gesundheidzentrum tersebut.  Dokter perempuan yang baik dan sederhana saja penampilannya.  Ketiga gigi yang dilakukan perawatan oleh bu dosen USU buruk dan tidak ada yang berhasil.  Mungkin karena ibu tersebut sudah sepuh dan melakukan perawatan gigi di saat tenaga sudah terkuras seharian di kampus.  Sewaktu bu Albrecht memeriksa mahkota palsu yang copot, beliau bilang, "ini bukan mahkota palsu ukuran gigi anda, terlalu besar".  Jadi saya berfikir apa bu dosen salah ambil mahkota palsu milik orang lain?! Aneh..  Pantasan sering infeksi dan bengkak di gusi.


 Satu gigi mahkota palsunya di copot karena ukuran kebesaran dan diganti dengan mahkota palsu yang baru.  Satu gigi lagi berakhir dengan dicabut karena kondisi gigi sudah membusuk.  Satu gigi lagi mahkota giginya lepas, masalah juga karena kebesaran.  Gigi ini tidak bisa dipasang mahkota gigi palsu karena akar gigi akan terangkat. Gigi kalau di dorong goyang.  Dokter menyarankan untuk dicabut tapi saya tidak mau.  Kalau dicabut total saya ompong 3 buah gigi.  Akhirnya gigi tersebut di biarkan kecil terkikis habis saat pemasangan mahkota palsu sebelumnya, coklat karena syaraf sudah mati.  Mengerikan sekali penampakannya.   Tapi tidak apa-apa dari pada saya kehilangan 3 buah gigi.  


Satu gigi yang sudah dicabut tersebut ingin dipasang implant.  Implant adalah pemasangan batang berbahan titanium ke dalam geraham.  fungsi implant ini sebagai pengganti akar gigi.  Diatas implant kemudian dipasang mahkota baru.  Baru membayangkan saya sudah mengerikan.  Dan memang sedikit mengerikan saat dikerjakan proses pemasangan batang titanium ke dalam geraham tanggal 11 September 2013 yang lalu.  


Biaya pemasangan implant dan mahkota gigi palsu untuk satu buah gigi 2050 euro, mungkin sekitar 20 jutaan rupian.  Asuransi hanya menanggung 10 juta rupiah sisanya ditanggung kantong sendiri.  Ini yang berat bagi kantong kami.  Kantor tempat suami bekerja hanya mau mengganti biaya rumah sakit dan kesehatan untuk wilayah Indonesia.  Untuk biaya rumah sakit di luar negeri tidak diganti karena mungkin proses administrasi tidak sederhana. Tidak tahu pasti.



Proses pemasangan batang titanium, awalnya geraham di suntik anestasi agar tidak sakit.  Anestasi ini butuh 10 menit agar bisa bekarja.  Setelah itu, dokter test apakah ada rasa sakit.  Ternyata anestasi berkerja dengan baik.  Dokter mulai membelah gusi, mengebor.  Sangking takutnya saat proses menjalani proses pengeboran, tangan di kepal kuat-kuat sambil melafalkan wirif, allahhu akbar, subhanallah, astagfirullah.  Anestasi hanya di bagian gusi yang dipasang implant.  Jadi saat kerasnya bor bergoyang goyang menembus tulang geraham, terasa sekali.  Di kepala hanya terfikir, dekat sekali saya dengan kematian.  Ampunilah hamba Mu ini Allah yang takut dengan kematian.  Baru di bor tulang geraham saya sudah begini rasanya, bagaimana nanti kalau dicabut nyawa yang konon katanya luar biasa sakit.  "Allah ampunilah saya"

25 November 2013

Proses panjang pemasangan implan gigi berakhir tanggal 25 November kemarin.  Setelah dipasang batang tatanium, gusi diistirahatkan agar sembuh selama 2 bulan.  Tanggal 5 November datang lagi ke dokter gigi, untuk mencetak mahkota gigi yang akan di taruh di atas batang titanium.  Dan dua minggu kemudian, mahkota gigi selesai dibuat, dipasang di atas batang titanium dan sekarang gigi saya yang copot terdapat gigi palsu.


Bersyukur tidak terlalu ompong lagi.  Metode implant gigi merupakan metode yang paling menyerupai gigi asli.  Hanya saja tetap gigi asli adalah yang terbaik.  Jika mengunyah makanan di geraham yang ada implantnya, makanan seperti tidak berasa atau hambar. 

Sebelum gigi rusak, gosok gigi malam hari sebelum tidur, membersihkan sela gigi dengan dental flos dan berkumur dengan obat kumur antiseptik adalah kunci termudah merawat gigi.  Mari....

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply