» » » Wisata Religi di Istanbul Turki bagian 2

 Januari 2014

Menuliskan pengalaman saat berwisata religi di kota Istanbul Turki.  Barangkali tulisan ini bisa menjadi bahan masukan dan referensi. Terbersit niat menulis karena minat masyarakat Indonesia untuk berwisata religi ke Istanbul tinggi.  Fan likenya Ustadz Felix Siauw dan ustadzah Irine Handono di Facebook ramai dengan rombongan masyarakat yang ingin berwisata ke sana.


Kami berangkat ke Istanbul dari Kota Goettingen Jerman.  Sebelum hari keberangkatan, jauh-jauh bulan sudah direncanakan anggaran, pemesanan penginapan, kereta api, pesawat, aplikasi visa turis.  Dengan memesan jauh-jauh bulan bisa didapatkan harga akomodasi dan trasportasi lebih murah.  Visa turis diurus via online di kedutaan Turki begitu juga penginapan dan transportasi.  Untuk pembayaran dilakukan dengan kartu kredit.


Hari keberangkatan tiba.  Baju-baju dan bekal makanan selama di jalan sudah dipersiapkan. Barang diatur sesederhana mungkin dan tidak banyak, hanya 1 koper berisi baju sekeluarga, 1 rangsel komputer, 1 rangsel makanan untuk di jalan, 1 tas kamera dan 1 kereta dorong lipat Ahsan.  Dari apartemen menuju stasiun kereta api Goettingen naik taksi.  Dari Goettingen menuju bandara di Frankfrut naik kereta api cepat ICE.  Dari Frankfurt ke Istanbul menggunakan pesawat Turkish Airline.


Tiba saat boarding ke Turkish Airline.  Sebelum masuk ke ruang tunggu pesawat, pemeriksaan di bandara Frankfrut sangat ketat.  Penumpang yang akan ke Turki saat itu padat, butuh waktu sekitar 2-3 jam sebelum duduk di ruang tunggu.  



Koper baju dan kereta lipat anak dititipkan di bagasi pesawat.  Proses berjalan cepat karena tidak banyak yang mengantri.  Pintu selanjutnya yang dilewati adalah pemeriksaan passport.  Passport benar-benar dibaca dan diteliti oleh Polisi yang berjaga.  Foto di passport dicocokkan dengan wajah asli orangnya. Pemeriksa passport adalah polisi bukan petugas bandara.  Karena pak polisi sangat teliti, butuh waktu lama juga di loket ini.  


Setelah berhasil melewati loket pemeriksaan passport, selanjutnya orang, rangsel dan barang bawaan lain melalui alat scan.  Mesin scan di bandara Frankrut ini sensitif sekali, ikat pinggang, sepatu yang terdapat sedikit metal akan berbunyi.  Terpaksa sepatu dan ikat pinggang dilepas dan diletakkan di kotak untuk di scan tersendiri.  Setelah orang berhasil melewati scan, tubuhnya akan di raba lagi oleh petugas bandara.



Lega sudah bisa duduk nyaman di kursi ekonomi Turkish Airline.  Maskapai yang boleh diberi komen, bagus.  Setiap penumpang mendapatkan bantal dan selimut, headphone untuk mendengarkan musik atau mendengarkan suara film.  Di depan kursi penumpang terdapat layar monitor yang bisa dipilih melihat posisi pesawat terkini, melihat film dan mendengarkan musik.  Pesawat mulai mengangkasa, setelah pesawat stabil, pramugari menawari makanan manis khas Turki.  Makanannya berupa gulali warna putih yang bagian tengahnya diberi kacang.  Beberapa saat berselang, pramugari memberi satu kartu berisi menu makanan yang akan diberikan.  Penumpang bisa memilih satu dari dua menu utama yang ditawarkan dan satu jenis makanan penutup.  Pilihan makanan utamanya, ikan salmon dengan kentang tumbuk atau nasi gurih dengan daging ayam.  Sedangkan makanan penutupnya mousse cokelat.   Wahhhh sudah lama pengen mencoba bikin mousse tapi tidak pernah jadi karena menggunakan telur mentah sebagai salah satu bahannya.  Tapi akhirnya bisa juga mencicipi mousse tanpa harus bikin sendiri.


Pesawat mendarat sempurna di bandar udara Ataturk Istanbul.  Hari itu sudah malam, jam menunjuk diangka 8.  Barang-barang di bagasi diambil kemudian menuju ke pintu keluar.  Saat akan keluar bandara, passport diperiksa oleh petugas.  Pemeriksaan berjalan lancar.  Kami naik salah satu taksi yang sudah mengantri di pintu bandara.  Perjalanan dari bandara menuju ke penginapan sekitar 20 menit.  Aih bapak supir taksi dari bandara sampai penginapan menyetir sambil bertelefon ria.  Tidak tahu bahasanya, sepertinya serius sekali si bapak ini, seperti beradu debat dengan seseorang Taksi sudah sampai di penginapan pun hp tidak dimatikan. Barangkali akan dilanjutkan lagi debatnya...


Selama 7 hari di Istanbul, hotel La Garden menjadi pilihan penginap.  Lokasi hotel tidak di jalan utama.  Info lokasi dan biaya inap hotel bisa di klik di link berikut http://www.booking.com/hotel/tr/la-garden.html.  Hotel yang nyaman, sarapan ala Turki dan petugas hotel yang ramah.



Stasiun kereta api kota Goettingen Jerman



Loket maskapai Turkish Airline di kota Frankfurt Am Main Jerman



Hotel La Garden dengan 4 buah tempat tidur


Hari pertama di Kota Istanbul.  Serasa di kampung sendiri.  Pagi hari terdengar adzan sholat subuh sebagai tanda harus memulai aktivitas.  Eh...ngapain ya kan tidak menyiapkan sarapan dan bekal sekolah?  Habis sholat bisa santai.


Sarapan pagi ala Turki.  Sarapan di La Garden di lantai 1. Pintu ruang makan menghadap ke halaman belakang yang tidak terlalu luas.  Saat udara tidak terlalu dingin, terkadang kursi makan di susun di teras luar. Yang ditemui di ujung meja makan buffet, saft buah segar orange atau delima.  Buah ini dibelah menjadi dua kemudian di press.  Untuk setiap gelas saft dikenakan biaya 5 TL (Turki Lira).  Di sebelah saft berikutnya adalah roti semacam bagguete yang sudah dipotong kecil, brotchen (roti bulat kecil), barbagai macam selai buah, madu, sereal, sosis dan salami, keju.  Di ujung meja terdapat sarapan hangat berupa roti bagguete goreng disalut dengan telur dan kentang cream sup.  Untuk minuman terdapat kopi dan teh hangat, air putih, susu, saft jeruk.  Hari pertama dan kedua, sarapan dengan lezat menu La Garden.  Tapi kalau seminggu sarapan serupa terus mulailah muncul rasa biasa saja makanan yang tadinya lezat. Tidak usah khawatir, warung makan di sekitar hotel banyak yang menjual makananan khas Turki.


Setelah sarapan, mulai bersiap untuk menjelajah kota tua Istanbul. Barang yang dibawa saat jalan, kereta lipat Ahsan, tas berisi kamera dan 1 rangsel wadah minuman, buah dan makanan kecil lain.  Di samping La Garden banyak toko kelontong yang menjual buah, minuman, makanan kemasan, kebab, toko roti dll.  Tidak khawatir kesulitan menjadi makanan dan insyaallah halal.  Yang menarik dari makanan kemasan di Turki, tidak ada label halalnya.  Barangkali semua orang muslim, perusahaan muslim jadi tidak perlu memberikan label halal.



Jalan kecil menuju Hotel La Garden



Warung makan daging giling bakar ala Turki




Warung makan di sekitar hotel La Garden


Kami menjelajah kota istanbul dengan naik angkutan umum.  Angkutan umum di sana adalah kereta api dalam kota (trem) dan bus kota.  Objek wisata seperti Masjid biru (blue mosque), Istana Topkapi, Grand Bazar, Hagia Sophia, dll dihubungkan dengan jalur trem.  Selama satu minggu keliling dari satu objek wisata ke objek lain, kami naik angkutan trem.  Angkutan bus kota menghubungkan dalam kota dengan luar kota.  Kami tidak keluar kota Istanbul, jadi tidak sempat naik bus kota.


Syarat untuk naik trem adalah penumpang mempunyai kartu semacam kartu ATM.  Disetiap halte terdapat pintu palang terkunci.  Pintu palang ini dapat terbuka dengan menggesekkan kartu trem.  Jika nominal uang di kartu trem habis, dapat diisi ulang.  Di beberapa tempat terdapat mesin isi ulang kartu, bentuknya semacam kotak telefon umum. Di dalam mesin isi ulang kartu trem terdapat tampat untuk: memasukkan uang, memasukkan kartu dan tombol angka huruf.  Nominal uang di kartu trem dapat diisi sesuai kebutuhan.  Pegawai hotel di La Garden, kami menyebutkan "uncle Salim", baik hati meminjamkan salah satu kartu tremnya.  Katanya uncle Salim mempunyai dua buah kartu, jadi satu kartu boleh kami pakai.  Setiap melewati pintu palang halte, kartu trem bergilir digesekkan.  Shafa masuk pintu palang, kartu diberikan ke saya. Saya masuk kartu lalu diberikan ke mas Edy.  Untuk Ahsan, masih 3 tahun, tidak bayar saat naik trem.  Terdapat pintu khusus untuk penyandang cacat dan troli balita.  Ahsan masuk melalui pintu ini. 



Kawasan trem yang dibatasi pagar kaca


Jalan di Istanbul dilakukan dengan santai, jam 10 keluar kemudian jam 4 atau 5 sore sudah kembali lagi ke hotel.  Sore hari hingga malam hanya bercengkerama saja di kamar. Membawa anak kecil, jadi tidak bisa memaksakan diri untuk seharian penuh mengunjugi berbagai tempat.  Makan siang biasanya beli makan di rumah makan sekitar objek yang dikunjungi.  Untuk makan malam beli kebab atau Mc Donald saat jalan kembali ke hotel.


Yang menarik dari kebab di Istanbul.  Suka dengan kebab di Goettingen, Antalya di dekat Mc Donald dan kebab dekat toko Esprit di Centrum.  Sebelum berangkat ke Istanbul membayangkan, "wah Turki kan asalnya kebab, pasti kebab di sana lebih enak dibandingkan yang di centrum".  Kebab di Goettingen, roti fladenbrot diolesi saus putih dan saus warna cokelat.  Roti lalu diisi dengan selada, bawang, tomat dan daging panggang. Saat beli kebab di beberapa tempat di Istanbul, kecewa.  Bayangan kebab di Turki lebih enak sirna.  Kebab di Istanbul hanya roti dan daging panggang saja, tanpa sayuran dan saus yang lezat seperti di Goettingen. Untuk memperkaya rasa paling kebab dimakan dengan cabai Sivri yang sudah diasamkan.  Saat turun dari kapal setelah berlayar di selat Galata, terdapat penjual kebab dengan isi ikan bakar.  Tertarik untuk beli satu buah.  Tapi setelah di lihat, yah roti kebab hanya diisi dengan ikan bakar thok, tanpa saus.   Saat mencari-cari jalan menuju trem untuk pulang, banyak peminta-minta dari negeri tetangga yang sedang berperang, Syria.  Anak-anak kecil tanpa alas kaki, jalan di tanah hitam bekas genangan air di pinggir pantai.  Sungguh kasihan saudara muslim ini, yang harus meminta di negeri orang.  Kebab ikan yang ada di tangan, sepertinya lebih bermanfaat untuk anak kecil itu dibandingkan untuk membesarkan badanku.  


Mc Donald di Istanbul. Di Istanbul hanya ada Mc Donald, tidak ada KFC.  Ramai gerai Mc D ini.  Untuk rasa, makanan Mc D sudah disesuaikan dengan lidah orang sana.  Beli semacam kebab, hmmm ini lebih baik rasanya dibandingkan kebab di pinggir jalan.  Kebab Mc D ada saus agak pedas yang menggoyang lidah.


Tempat yang dikunjungi selama di Istanbul


1.  Hagia Sophia

Pertama kali tahu cerita Hagia Sophia itu dari ceramah Ustadz Felix Siauw di youtube.  Ustadz yang pandai membawakan cerita dan beliau ini terinspirasi sekali dengan sosok Al Fatih.  Sampai-sampai anak-anak beliau diberi nama 1453, tahun saat Al Fatih menahlukkan kota Konstantinopel yang sekarang diganti dengan Istanbul.  Link pertama yang dilihat di youtube, berisi cerita Al Fatih penahluk kota Konstantinopel http://www.youtube.com/watch?v=fu1kjM3a03s.



Tempat pertama yang dikunjugi selama di Istanbul adalah bangunan Hagia Sophia.  Nama yang indah, sambil membayangkan perempuan cantik, berkulit putih, hidung mancung, mata sendu bernama Hagia Sophia.  Bangunan ini begitu fenomenal, indah dan kokoh.  Hagia Sophia dibangun tahun 537, merupakan gereja kristen ortodoks.  Selama 900 tahun gereja Hagia Sophia pusat kegiatan kristen ortodoks di kota Konstantinopel khususnya dan Romawi umumnya, link sumber http://www.hagiasophia.com/.



Nabi Muhammad SAW mendapatkan petunjuk (bisyarah) dari Allah bahwa kota Kontantinopel dan Roma akan di tahlukkan oleh tentara pilihan dan terbaik.  Sahabat yang mendengar bisyarah nabi lalu bertanya, "kota apa yang akan ditahlukkan terlebih dahulu?" Nabi Muhammad SAW menjawab, "kota Konstantinopel".  Bisyarah ini menjadi sumber kekuatan penguasa muslim untuk menahlukkan konstantinopel.  Pun termasuk kakek buyut, kakek dan ayah Al Fatih yang saat itu menjadi khalifah muslim ingin menahlukkan kota Konstantinopel.  Tapi apa daya belum juga berhasil menahlukkan Konstantinopel.  Ayah Al Fatih berazam bahwa anaknya, Al Fatih, yang akan menahlukkan Kontantinopel.  Al Fatih kecil dipersiapkan dengan diberikan pendidikan dan guru terbaik.  Sejarah Nabi Muhammad dijadikan acuan pelajaran Al Fatih.  Berbagai bahasa besar dunia seperti Inggris, Perancis, Arab, Turki dikuasi Al Fatih.  Al Qur'an pun dihafal oleh Al Fatih kecil.  Al Fatih tumbuh menjadi pemuda berani, pandai dan berahlak mulia. Al Fatih sebagai pemimpin tentara tangguh untuk menahlukkan kota Konstantinopel.



Kota Konstantinopel dan kota Roma merupakan kota yang paling paling maju dan paling banyak dikunjungi pada jamannya.  Kota Konstantinopel sangat indah, banyak sekali geraja di sana, yang jumlahnya lebih banyak dari hari dalam setahun.  Gejera yang paling indah dan menjadi gedung paling besar di dunia pada jamannya adalah gereja Hagia Sophia.  Pintu utama gereja sangat besar yang terbuat dari besi. Alas gereja dari marmer. Temboknya dipenuhi mozaik kecil-kecil dan berbagai gambar Yesus, Bunda Maria, Malaikat, dll.  Kubah dan jendela diatur sedemikian rupa sehingga cahaya matahari bisa bersinar indah di dalamnya. Bangunan yang berdiri sejak tahu 537 masih berdiri dengan anggun dan kokoh.  Tentu saja saat ini Hagia Sophia tidak lagi menjadi gedung yang paling besar di dunia...



Kota Konstantinopel berhasil di tahlukkan Al Fatih pada tanggal 29 Mei 1453 jam 7 pagi.  Tempat yang pertama dituju oleh Al Fatih adalah gereja Hagia Sophia.  Orang-orang yang berlindung di dalam gereja ketakutan, akan dibunuh oleh Al Fatih. Mereka takut, Al Fatih akan balas dendam, karena di waktu yang sama, di Spayol berlaku mahkamah inquisisi.  Muslim yang tetap beriman akan dibunuh sedangkan yang murtad masuk Kristen dibebaskan hidup.  Ternyata tidak, Al Fatih tidak membunuh wanita, anak-anak, orang tua dan orang yang menyerah.  Pun tidak ada perusakan tumbuhan, hewan dan bangunan.  Bahkan Al Fatih berjanji akan menjaga dengan baik Konstantinopel.




Siang di tanggal 29 Mei 1453 itu, gambar-gambar yang menempel di dinding Hagia Sophia dibersihkan.  Begitu juga gambar-gambar yang ada di dinding gereja seperti gambar Yesus, Bunda Maria, Malaikat dll ditutup.  Sore hari Hagia Sophia diubah menjadi masjid, dan dilakukan sholat Ashar berjamaah untuk kali pertama.  Sejak 1453 Hagia Sophia atau Aya Sofia diubah fungsinya dari gereja menjadi masjid hingga tahun 1935.  Hagia menjadi masjid selama 482 tahun.  Pada tahun 1935 tersebut, presiden Turki Kemal Attaruk mengubah Hagia Sophia menjadi musium.  Saat ini musium Hagia sedang mengalami pemugaran.  Walaupun sedang dipugar, pengunjung masih bisa mengagumi keindahan Hagia Sophia.  Gambar-gambar di dinding yang selama menjadi masjid ditutup, sekarang mulai bisa dilihat.  Gambar Yesus, bunda Maria memangku Yesus kecil, gambar malikat Gabriel (Jibril) saat ini bisa dilihat kembali.



Saat memasuki musium, pengunjung dikenakan biaya masuk. Untuk mengetahui sejarah Hagia, pengunjung bisa menyewa audio tape tentang beberapa situs di dalam Hagia, seperti pintu utama, tiang, gambar-gambar di tembok, kubah, dll.  Jika pengunjung lelah, ingin beristirahat sejenak atau ke kamar kecil, di halaman Hagia terdapat toko minuman, toko cinderamata, taman dengan tempat duduk dan kamar kecil.




Jalan menuju musium Hagia Sophia



Tempat mengambil wudhu saat Hagia Sophia menjadi masjid



Bagian dalam Hagia Sophia atau Ayasofya




Tiang-tiang di  dalam Hagia Sophia





Gambar bunda Maria memangku Yesus kecil mulai bisa dilihat lagi sekarang



Wajah malaikat Gabriel (Jibril) di sisi kubah utama Hagia Sophia mulai dibuka




Singgasana (mihrab) raja diubah fungsi menjadi mimbar iman saat menjadi masjid





Tempat Sultan dan keluarga saat berada di masjid Hagia Sophia





Di dalam musium Hagia Sophia





Tiang dari bangunan terbesar di dunia tahun 537 masehi




Di samping toko cinderamata 




Hagia Sophia



Jendela Hagia Sophia



Lantai warna-warni di dalam Hagia Sophia



Gambar mozaik di dinding Hagia Sophia




Dinding Hagia Sophia




Pintu utama Hagia Sophia dari besi




Lorong di Hagia Sophia



Pintu masuk Hagia Sophia


Taman tempat beristirahat di halaman depan Hagia Sophia



2. Blue Mosque/Sultan Ahmet Camii (Masjid Biru)


Setelah puas memandangi keindahan Hagia Sophia, perjalanan di lanjutkan ke masjid biru.  Kebetulan sedang masuk sholat dzuhur, jadi bisa sholat berjamaah di dalam masjid.


Tempat wudhu laki-laki terletak di sisi masjid, sedangkan tempat wudhu perempuan agak jauh dari masjid.  Setelah mengambil wudhu, masuk ke dalam masjid.  Pintu masuk masjid, tidak langsung terlihat dari luar.  Pengunjung harus memasuki bangunan persegi empat tanpa atap.  Di dalam bangunan tersebut baru terlihat pintu masuk masjid.  Di pintu luar terdapat gulungan plastik.  Pengunjung mengambil satu buah plastik ini untuk tempat sepatu.  Saat sholat sepatu dapat di letakkan di rak yang sudah disediakan.  Jamaah perempuan di ruang khusus dan tertutup kayu.


Masjid biru terbuka untuk turis, baik muslim ataupun bukan.  Hanya saat dilakukan sholat lima waktu turis bukan muslim tidak bisa masuk.  Di depan masjid diberikan tulisan bahwa pengunjung perempuan harus berbusana sopan saat mengunjungi masjid.  


Masjid biru atau Sultan Ahmet Camii mulai dibangun tahun 1609 dan selesai tahun 1616.  Bangunan masjid biru terinspirasi dari bangunan Hagia Sophia, hanya saja lebih besar dan lebih indah. Masjid biru mempunyai satu kubah utama, 8 buah kubah sekunder, 6 buah menara, link sumber http://www.bluemosque.co.  Di sebut masjid biru, karena bagian dalam masjid, dinding, kubah diperindah dengan marmer mozaik warna biru.


Ruang jamaah laki-laki masjid biru yang indah



Masjid biru Istanbul Turki yang Indah













Shafa dan ibu di masjid biru



Pintu depan masjid biru Istanbul Turki


Halaman depan masjid biru, ruangan tanpa atap...

***






«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply