11 Maret 2017
LPDP (lembaga pengelola dana pendidikan) adalah sebuah lembaga non departemen di bawah Kementerian Keuangan RI. LPDP diberi mandat mengelola dana untuk mempersiapkan sumber daya manusia.
APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) mengalokasikan 20% dananya untuk pendidikan. Atas usul menteri keuangan ibu Sri Mulyani, 20% dana tersebut tidak sekaligus dihabiskan tetapi disimpan sebagai dana abadi. Dana abadi tersebut dikelola oleh LPDP dalam bentuk investasi dan sukuk. Setelah 5 tahun berjalan dana yang ada mulai digunakan: memberikan beasiswa dari jenjang SD hingga S3; memperbaiki sarana pendidikan; memberikan beasiswa pada pemuda difabel dan pemuda berprestasi dalam bidang olah raga, sain dsb; mengalokasikan dana untuk penelitian lintas instansi.
Beasiswa LPDP untuk jenjang S2 dan S3, dibuka dalam 2 jalur: beasiswa LPDP reguler dan BUDI (beasiswa unggulan dosen Indonesia). Beasiswa LPDP reguler ini dapat diikuti oleh semua warna negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bersekolah di dalam dan di luar negeri.
Beasiswa BUDI, hanya diperuntukkan bagi dosen, baik yang mengajar di perguruan tinggi swasta maupun negeri. Sekolah yang dipilih pun bisa berlokasi di dalam dan di luar negeri. Syarat utama mendaftar beasiswa BUDI adalah mempunyai NIDN (nomor induk dosen nasional).
Penulis sebagai dosen di sebuah universitas swasta di Sumatera Utara merupakan penerima beasiswa BUDI angkatan pertama tahun 2016. Informasi tentang beasiswa LPDP berasal dari personal kemudian mencari kejelasan berita melalui internet. Dengan bantuan mesin pencari google, kata kunci beasiswa LPDP, dengan mudah menemukan tautan alamat tersebut. Pada mulanya penulis melamar beasiswa S3 LPDP reguler. Penulis dinyatakan lolos seleksi administrasi kemudian dipanggil untuk wawancara di gedung Kementerian Keuangan provinsi Sumatera Utara. Semua proses pendaftaran dan koresponden dengan fihak LPDP dilakukan via email.
Setelah menghadiri undangan wawancara ini penulis baru faham alur yang harus diselesaikan jika ingin mendapatkan beasiswa yaitu melengkapi dokumen dan sudah diterima di universitas yang dituju.
Proses penerimaan di Universitas memerlukan biaya pendaftaran, biaya spp dll. Biaya tersebut diserahkan pada fihak LPDP untuk membayarnya. Beasiswa diberikan LPDP hanya bagi mereka yang sudah siap atau tinggal melangkah untuk mengikuti perkuliahan. Persyaratan yang diminta universitas diselesaikan sendiri oleh peserta. Ketika tidak punya uang untuk membayar biaya sekolah, LPDP berperan sebagai orang tua sebagai penyandang dana.
Hal yang dilakukan ketika mendaftar beasiswa LPDP jalur reguler adalah sebagai berikut:
1. Masuk dan mendaftar di alamat resmi LPDP (http://www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id/)
2. Melengkapi persyaratan yang diminta LPDP
3. Setelah administrasi dilengkapi, peserta akan menerima email lolos seleksi administrasi dan dipanggil untuk wawancara
4. Seleksi wawancara, dilakukan di lokasi terdekat dengan domisili peserta yaitu di Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Makasar.
5. Pengumuman lolos seleksi beasiswa
6. Pembekalan dan keberangkatan ke universitas yang dituju.
##
Penulis tidak mengkuti tahapan wawancara karena belum mendaftar dan diterima di universitas dituju. Kemudian karena penulis seorang dosen maka oleh panitia disarankan untuk mendaftar beasiswa khusus untuk dosen atau BUDI.
Penulis tidak mengikuti seluruh proses wawancara, tapi paling tidak tahu garis besar kegiatan. Berikut bocoran tahapan wawancara:
##
Persyaratan penting yang harus dipersiapkan dan diminta LPDP adalah
1. Membuat dua buah essay: kontribusiku bagi Indonesia dan sukses terbesar dalam hidupku. Essay ini sesuai dengan kondisi pelamar yang tentu berbeda pengalaman hidup satu orang dengan orang lain. Hal yang terpenting dalam menuliskan 2 essay tersebut adalah kejujuran dari hati terdalam.
2. Test TOEL itu penting baik untuk bersekolah di dalam dan di luar negeri. Untuk sekolah di luar negeri sudah tidak ditanya pasti akan diminta oleh universitas tempat mendaftar. Sekolah pasca di dalam negeri pun nilai TOEFL dan sejenisnya juga diperlukan. Walaupun tidak utama, nilai TOEFL yang sudah dimiliki bermanfaat. Nilai TOEFL ini bisa menghemat waktu 3 sks per semester dengan tidak mengikuti kuliah bahasa Inggris. Skor 500 (internasional TOEFL) untuk S2 bernilai A, sedangkan skor 525 bagi S3 baru bernilai A.
Untuk kasus IPB, institutional TOEFL tidak diakui. Peserta diwajib mengikuti test TOEFL yang diselenggaran IPB. Nilai TOEFL dibawah 375 maka mahasiswa ditempatkan di kelas B, yang wajib mengikuti kuliah bahasa Inggris selama 2 semester. Nilai TOEFL diatas 375 maka mahasiswa ditempatkan di kelas A yang hanya mengikuti kuliah bahasa Inggris 1 semester saja.
3. Membuat surat keterangan sehat, bebas narkoba dan bebas TBC bagi pelamar beasiswa luar negeri di rumah sakit pemerintah. Proses penyelesaian surat keterangan sehat ini lumayan menyita waktu dan tenaga.
Penulis tidak mengikuti seluruh proses wawancara, tapi paling tidak tahu garis besar kegiatan. Berikut bocoran tahapan wawancara:
1. Verifikasi dokumen yang sudah diunggah melalui internet.
2. Test tertulis yaitu membuat essay dari 4 buah tema. Peserta diminta memilih salah satu tema untuk diuraikan lebih lanjut. Bagi peserta sekolah luar negeri wajib menuliskan essay dalam bahasa Inggris.
3. Leaderless disscution yaitu diskusi kelompok untuk menyelesaikan tema yang diberikan panitia. Leaderless artinya tidak menonjolkan sisi kepemimpinan. Semua peserta diskusi diberikan porsi setara. Nilai bagus adalah mereka yang mampu memberikan fasilitas kelancaran berjalannya diskusi.
4. Wawancara lisan dengan fihak LPDP.
###
Beasiswa BUDI
BUDI hanya dikhususkan bagi dosen yang sudah memiliki NIDN (nomor induk dosen nasional). Dosen disyaratkan untuk mempunyai jenjang pendidikan hingga S3. Boleh dikatakan, sistem seleksi beasiswa BUDI tidak "seheboh" dan seketat LPDP reguler. Kunci mendapatkan beasiswa adalah NIDN. Punya NIDN ibarat punya karcis masuk jalan tol.
Proses yang dijalani penulis ketika mendaftar beasiswa BUDI untuk S3 dalam negeri adalah sebagai berikut:
1. Mendaftar beasiswa di laman BUDI (http://budi.ristekdikti.go.id/web/)
2. Melengkapi persyaratan BUDI seperti: proposal penelitian, membuat essay kontribusiku bagi Indonesia dan sukses terbesar dalm hidupku, surat keterangan sehat dari RS daerah, beberapa persyaratan dari DIKTI.
Penulis dosen swasta sehingga ijin mengikuti seleksi BUDI dilakukan di kantor kopertis. Ada berbagi persyaratan yang diminta Kopertis antara lain : print out NIDN, surat ijin atasan dll. Setelah melengkapi berbagai persyaratan kemudian Kopertis menerbitkan surat ijin mengikuti seleksi beasiswa BUDI dan surat tersebut diunggah dalam bentuk pdf di laman BUDI.
3. Bersamaan dengan melengkapi persyaratan laman BUDI juga mendaftar online di universitas dituju. Universitas dituju juga meminta berbagai persyaratan. Persyaratan universitas dituju dan BUDI banyak hal sama misalnya ijasah, transkrip dll.
Untuk kasus IPB, hal terpenting yang harus dipersiapkan adalah 3 buah surat rekomendasi. Surat rekomendai tersebut penulis dapatkan dari bapak WR 2 tempat penulis mengajar, bapak dan ibu dosen pembimbing S2.
Untuk kasus IPB, hal terpenting yang harus dipersiapkan adalah 3 buah surat rekomendasi. Surat rekomendai tersebut penulis dapatkan dari bapak WR 2 tempat penulis mengajar, bapak dan ibu dosen pembimbing S2.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak dan ibu pembimbing yang sudah berkenan memberikan surat rekomendasi. Penulis saat melamar BUDI posisi di Medan Sumut dan korespondensi dengan dosen pembimbing hanya melalui email. Form rekomendasi diberikan ke beliau-beliau melalui file PDF. Form rekomendasi diprint dan ditulis tangan oleh dosen pembimbing, discan dan dikembalikan ke penulis dalam bentuk file PDF melalui email. Surat rekomendasi kemudian diupload ke laman IPB untuk melengkapi persyaratan yang dimaksud.
Anugerah luar biasa diterima penulis saat melengkapi berbagai dokumen yaitu ditolong oleh banyak orang. Hanya ucapan terima kasih tidak terhingga yang dapat Penulis diberikan.
Total waktu yang diperlukan penulis dari mulai membuat proposal penelitian, menulis essay, mengurus surat keterangan sehat, mengurus surat ke kantor Kopertis, mengurus surat-surat di universitas tempat mengajar, melengkapi persyaratan laman BUDI dan IPB kurang lebih selama 2 bulan.
#
BUDI tahun 2016 adalah beasiswa dosen angkatan pertama. Peserta yang diterima di universitas dituju otomatis mendapatkan beasiswa. BUDI tahun 2016 tidak ada seleksi verifikasi dokumen, test tertulis dan wawancara seperti beasiswa LPDP reguler.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada fihak LPDP. Sesuatu yang tidak mungkin menjadi tercapai. Biaya pendidikan S3 tidak murah dan tidak mungkin terjangkau oleh penulis. Semoga apa yang telah LPDP atau pemerintah RI berikan pada penulis memberikan semangat untuk giat belajar dan memahami bidang ilmu yang ditekuni.
Beasiswa yang penulis terima adalah hutang. Uang yang harus dikembalikan dalam bentuk pengabdian. Bissmillah semoga bisa memenuhi dan layak akan apa yang diamatkan LPDP dan pemerintah RI. Cita-cita menuju Indonesia lebih baik, mandiri dan bermartabat.
-end-
No comments: