» » Sekilas issue Kelapa Sawit Indonesia Saat ini

2 Februari 2019

So teman saya mau ngecap nich tentang issue panas kelapa sawit yang ada di Indonesia saat ini.  Menarik juga bisa mengundang para pakar untuk menjelaskan duduk perkara dan solving problem terhadap masalah yang ada saat ini.

#
Berharap ada sedikit tenaga disumbangkan untuk kemajuan industri kelapa. 
Sumbangan tenaga dalam bidang Hama dan Penyakit kelapa sawit tentunya.
#

So berikut paparan issue tentang kelapa sawit

Kelapa sawit yang ada di Indonesia merupakan tanaman introduksi dari Afrika Barat.  Iklim dan tanah yang sesuai menyebabkan produksi tandan buah kelapa sawit di Indonesia sangat bagus.  Malah tandan buah sawit di Afrika kalah besar dan bagus kualitasnya dengan yang ada di Indonesia.  Tentu dapat dimaklumi Indonesia mempunyai tanah dan curah hujan banyak sehingga nutrisi yang dibutuhkan tanaman dapat tercukupi.

Indonesia mulai mengembangkan sawit tahun 1911 hingga sekarang (2019) dan mungkin dimasa yang akan datang.  Luas sawit awalnya hanya 0 ha, hanya berupa tanaman hias di Deli Sumatera Utara menjadi perkebunan maha besar dengan luas 12 juta hektar.  Prediksi luas perkebunan sawit ini semakin meluas setiap tahunnya.

Ada buku yang membahas bahwa sawit adalah tanaman yang ramah lingkungan, hasil minyak turunannya lebih sehat dan bukan penyebab jantung korener, dll.  Sawit yang ditanam justru penyelamat karena menggunakan tanah terlantar.  Data dan fakta ini perlu dibahas apakah benar demikian?

Eropa dan Amerika sumber minyak nabati mereka berasal dari tanaman Canola (rape seed family Brasicaceae), biji matahari, dan kedelai.  So all you know bahwa kiblat dunia pengetahuan, industri dll berkiblat pada dua benua tersebut.  Kedatangan sawit sebagai sumber minyak nabati pemenuh kebutuhan manusia tentu mengancam industri minyak mereka.  Sawit lebih murah biaya operasional penanamannya, menghasilkan minyak lebih banyak dan lebih efisien.  Minyak kelapa sawit akan terus dipanen terus menerus dari tanaman 5 tahun hingga 30 tahun.  Kurang lebih selama 25 tahun kelapa sawit bisa dipanen minyaknya non stop.  

Tanaman Canola, bunga matahari, kedelai hanya tanaman semusim.  Tentu minya hanya dipanen semusim kemudian ditanam lagi.  Budidaya tanaman yang mahal dan tidak efisien tentu saja dibandingkan dengan kelapa sawit.

Nah kerena industri minyak mereka terancam maka mereka melakukan black campign.  Contoh tudingan negatif mereka adalah sawit penyebab deforestasi, sawit pemusnah urang hutan dan gajah sumatera, sawit menyebab penyumbangan pembuluh darah, dan masih banyak lagi.  Apakah benar black campign ini benar adanya.  Perlu ada ahli yang kompeten untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.  Bentuk nyata penolakan terhadap sawit adalah produk makanan yang ada kandungan CPO (crude palm oil) nya ditolak bereda di uni Eropa.

Saat ini kita terlanjur memiliki perkebunan kelapa sawit 12 juta hektar yang terbentang dari dari Sumatera hingga Papua.  Produksi CPO tentu saja sangat besar.  Ketika produk tidak terserap pasar maka harga jual akan jatuh.  Apakah benar hipotesa ini.  Menarik jika ada pakar yang membahas tentang gejolak harga sawit dan turunannya.

Untuk menyelamatkan CPO maka produk berlebih tersebut perlu dikonversikan menjadi bahan bakar biodisel.  Biodisel seharusnya tidak dalam tahap penelitian lagi tetapi sudah sudah harus ada aplikasi nyata di masyarakat.  Topik biodisel dengan varian B20, B50 sekarang menjadi topik hangat di media massa Indonesia saat ini.

Jadi isu kelapa sawit terkini adalah adanya black campign sehingga CPO tidak terserap pasar.  Ketika produk tidak terserap maka harga akan jatuh.  Untuk menyelamatkan kondisi ini maka harus ada kebijakan penyelamatan salah satunya konversi CPO menjadi biodisel dan pemakaiannya sebagai pencampur bahan bakar di POM bensin di seluruh Indonesia.  Apa benar isu tersebut saat ini.  Menarik jika ada ahli yang diajak berdiskusi untuk memberikan pencerahan.

-end-

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply