» » Indonesia Kaya_musuh alami

Pemaparan pengendalian hayati alang-alang di USA

29 Juni 2019

Akhir Juni 2019 Departemen Proteksi Tanaman IPB kedatangan tamu dari Amerika Serikat.  Tamu tersebut memberikan kuliah umum atau sharing cara mereka mengendalikan gulma alang-alang di sana.  Mereka mengendalikan gulma menggunakan serangga dari ordo Diptera, famili Cecidomycidae.  Pengendalian dengan memanfaatkan mahluk hidup untuk mengendalikan populasi mahluk hidup lain disebut sebagai pengendalian hayati.


Apa coba yang menarik dari seminar tersebut?

Jawabannya adalah serangga yang mereka gunakan untuk mengendalikan alang-alang adalah serangga asal Indonesia. 


Wow. Keren kan.  Kita kaya.  Kaya akan biodiversitas atau keragaman mahluk hidup.  Harus bangga.  Caranya?  Anak-anak muda Indonesia harus terus belajar dalam bidang apapun sehingga bisa mengelola kekayaan hayati kita.  Sehingga kita menjadi bangsa besar, mandiri dan bermartabat.


Jadi serangga tersebut berupa Diptera atau seperti nyamuk.  Tapi nyamuk yang ini tidak menyerang manusia.  Nyamuk famili culicidae sedangkan nyamuk yang menyerang alang-alang dari famili Cecidomycidae.  Imago meletakkan telur di dalam tanah. Larva yang menetas kemudian naik menuju batang alang-alang, membentuk puru. Puru ini berupa jaringan yang membesar karena didalamnya ada larva Cecidomycidae yang juga semakin besar.  Karena ada puru pertumbuhan alang-alang menjadi terganggu.


Pengendalian hayati (PH) alang-alang di USA ini masih dalam skala penelitian.  Ada hal yang harus dicari tahu, seberapa besar dampak Cecidomycidae uk mengendalikan alang-alang.  Yang menjadi perhatian adalah bahwa biomassa alang-alang yang ada di dalam tanah lebih besar daripada biomassa yang terlihat di permukaan tanah.  Jadi kalo serangga hanya menyerang bagian batang alang-alang, apakah juga akan berdampak pada biomassa yang ada di dalam tanah.  Masih banyak pertanyaan lain yang harus dipecahkan. 

###

Ada point penting yang menggelitik sanubari.

1. Alang-alang itu bukan tanaman asal Amerika.  Tanaman ini baru masuk ke sana dan  hanya dijumpai di beberapa titik di Amerika bagian selatan.  Tempat hidup alang-alang ini berupa daerah di pinggir sungai, di pinggir jalan kereta api dan tanah terbuka lain.  Sifat alang-alang invasif sehingga dikhawatirkan tanaman asli Amerika hilang karena kalah bersaing.


Alang-alang baru masuk ke Amerika dan hanya ditemukan di sedikit lokasi.  Tapi apa? Mereka kebakaran jenggot.  Takut banget sehingga harus melakukan segala macam cara agar alang-alang tidak semakin luas.  Mereka mengibaratkan alang-alang itu seperti kanker.  Sekali menyebar mustahil kanker dilakukan eradikasi.  Mumpung kanker alang-alang masih stadium awal harus segera dimusnahkan. Salah satu cara yang akan mereka tempuh yaitu import musuh alami dari Indonesia.


Amerika kebakaran jenggot karena punya ilmu dan uang.  Tahu duduk permasalahan dari ilmu yang ada kemudian cara mengatasi menggunakan uang penelitian yang boleh dibilang tidak ada batasnya.

Berharap semoga Indonesia juga akan kebakaran jenggot ketika ada sedikit mahluk hidup dari luar yang mengancam apapun mahluk hidup kita.


2.  Karena kita punya musuh alami jadi tidak ada permasalah gulma alang-alang donk di Indonesia?

Ternyata jawabannya tidak.  Kita masih punya permasalahan gulma alang-alang.  Ternyata serangga Diptera Cecidomycidae ini hanya hidup di daerah cukup dingin seperti Puncak Bogor.  Tahun 1970 serangga ini dijumpai di kampus IPB Baranang Siang, tetapi tahun 2019 ini tidak ada lagi.  Mungkin karena suhu saat ini sudah mulai panas sehingga habitat hidupnya hanya dijumpai di Puncak. 


Permasalahan selanjutnya jika suhu semakin naik maka Diptera ini tidak bisa bertahan di alam.  Kasihan.  Siapa yang salah? Manusia yang membuat bumi menjadi panas.


Amerika Serikat termasuk subtropis, dan wilayah selatan berbatasan dengan katulistiwa.  Barangkali panas di Amerika Selatan ini seperti di Puncak Bogor.  Jadinya mereka berharap Diptera Cecidomycidae dari Indonesia berhasil digunakan untuk mengendalikan alang-alang.


3. Ilmu pengetahuan itu penting.  Setuju kan?
Kalo tidak punya ilmu mana tahu ada serangga dari tropis yang bisa digunakan untuk mengendalikan gulma.

Tidak usah kecil hati jika ada yang komen, "ih apa sih kok serangga kecil hidup di rumput-rumput dipelajari".

Nah terjawabkan kan, ternyata serangga yang dipelajari tidak sia-sia.  

Mari biasakan perfikir panjang dan berwawasan luas.  Caranya dengan terus belajar.  Siapapun baik laki-laki atau perempuan harus punya pendidikan dan ilmu pengetahuan.

-------------------------------------end----------------------------------------







«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply