» » Tidak bisa ngupas kulit salak

28 Oktober 2019

Betapa beruntungnya Nia Ramadhani.  Cantik, punya suami kaya raya nan baik (kayaknya).  Nia yang tidak pernah membersihkan rumah, ada sekretaris khusus yang mengurusi tagihan-tagihan bulanan, asisten rumah tangganya banyak dan bahkan untuk mengupas kulit salak saja dia tidak tahu caranya.

Ah, tapi setiap kehidupan itu 'sawang sinawang'.  Terlihat indah tetapi belum tentu yang sebenarnya.  Bersyukur dengan yang ada, niscaya kebahagiaan menyembur sempurna.  Punya suami tidak ganteng, alhamdulillah.  Banyak teman sudah menginjak 40 tahun belum dikaruniai pasangan.  Tidak punya pembantu, baik tidak apa-apa sekalian aerobik di rumah.  Uang bulanan segitu-segitu saja, wasyukurilah, masih ada ibu-ibu yang harus ke sawah menanam padi.  Tidak akan ada habisnya jika terus melihat ke atas.  Melihat kebawah dan bersyukur kunci kebahagiaan sesungguhnya.


Terus bagaimana mempersiapkan diri agar menjadi perempuan yang happy luar dalam?  Perempuan yang tidak punya modal.  Cantik dan langsing kayak Nia Ramadhani, jauh api dari panggang.  Anak orang kaya dan punya jabatan, apalagi.  Maksudnya, anak perempuan dari orang yang punya jabatan, aman lah kehidupannya.  Anak ini akan nanti dicarikan suami yang nanti akan menggantikan jabatan bapaknya.


Menjadi perempuan tangguh yang bisa berdiri sendiri.  Perempuan memiliki pendidikan sehingga ada modal mencari pekerjaan atau  mengembangkan bisnis. Semakin tinggi pendidikan, teman juga semakin banyak sehingga networking bisnis luas.

Pendidikan bagi perempuan itu sangat penting.  Kalo bisa semua perempuan harus mengenyam pendidikan strata 1.  Walaupun nanti gelar sarjananya tidak terpakai secara formal.  Tapi secara informal pasti terpakai.  

contohnya

1.  Ibu rumah tangga yang berpendidikan tentu cara merawat dan mendidik anak lebih baik.  Teman, sebut saja mbak Bunga mendidik 4 putra-putrinya dengan homeschooling.  Mbak Bunga ini lulusan universitas ternama Indonesia yang lebih memilih menjadi ibu rumah tangga.  Yang lebih kerennya lagi homeschooling itu gurunya sama ibunya sendiri.  Pelajaran mate-matika yang diajarkan mbak Bunga, tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia tapi bahasa Inggris. 

2.  Biasanya mas-mas yang lulusan S1 akan memilih mbak-mbak teman kampusnya.  Ya ada juga sih mas-mas yang memilih istri bukan teman kampus.  Si mas yang karirnya bagus, istrinya pun harus siap jadi orang nomor 1.  Misalnya pak Ridwan Kamil dari bupati kemudian sekarang menanjak jadi gubernur Jawa Barat.  bu Ridwan Kamil ini menginisiasi bisnis dari UKM (usaha kecil dan Menengah) propinsi Jabar agar lebih berkembang dan produksnya dikenal masyarakat.  Bu Ridwan membuat pameran yang diliput TV Jabar.  Artinya walaupun ibu rumah tangga, istri yang memiliki pendidikan penting untuk mendukung karir suami.

3.  Punya istri berpendidikan tentunya menguntungkan suaminya.  Urusan rumah tangga beres, bayar pajak kendaraan-rumah-npwp beres, lampu mati aman terkendali, halaman rumput tinggi rapi kembali dsb.  Peran istri tentunya sehingga si bapak bisa fokus bekerja 24 jam sehari 7 hari seminggu 30 hari sebulan (mungkin).

####

END






«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply